Kamis, 10 Februari 2011

THE ROOTS OF MADINAH



The Roots Of Madinah berawal
dari ide 3 orang teman lama
yang bersatu kembali setelah
sekian tahun berpisah ditelan
kesibukan masing masing. Mereka
itu adalah Thufail Al Ghifari, Udenkox Hermawan dan Arif
Attack. Sejak berdiri pada
tanggal 24 Mei 2008, The Roots
Of Madinah telah mengalami
beberapa pergantian personel.
Dan saat ini Line Up The Roots Of Madinah adalah Thufail Al Ghifari
- Lead Vokal, UdenkOx Hermawan
- Guitar, Arif Attack Guitar,
Bobby - Bass dan Reno di Drum.
Banyak cerita menghiasi latar
belakang para personel The Roots Of Madinah. Dimulai dari
orang yang pertama
adalah Muhammad Thufail Al
Ghifari. ia adalah salah satu
rapper yang cukup dikenal di
komunitas hiphop local dan nasyid indonesia. Kedua albumnya
sudah memberi warna tersendiri
dalam perjalanan
eksistensinya.Walau aransemen
music di album Syair Perang
Panjang sempat mendapat banyak cercaan dari komunitas
hiphopindo, ditambah syair – syair islam yang tajam, tegas
dan sangat agresif membuat
Thufail sering dicap rapper islam
garis keras bahkan hingga saat
ini masih banyak yang
memberikan penilaian tersebut. Namun dibalik semua pro kontra
itu, Thufail Al Ghifari ternyata
mampu membuktikan
ketangguhan prinsip dan
idealisnya. Tidak sedikit orang – orang yang terinspirasi dengan
lagu – lagunya, bahkan memilih hijrah membela islam karena
terinspirasi oleh lagu – lagu Thufail Al Ghifari.
Thufail Al Ghifari terlahir dari
pasangan Pendeta, masuk islam
tahun 2002 setelah melewati
proses pemikiran dan pencarian
jati diri yang panjang. Jiwa musiknya merupakan warisan
dari sang ayah yang juga mampu
memainkan semua jenis alat
music dari gitar, bas, piano,
keyboard hingga drum. Thufail
pertama kali membuat band dengan nama Rafflesia di kelas 2
SMP. Rafflesia memainkan lagu – lagu dari Godbless, Kantata
Takwa, Slank, Boomerang,
Jamrud hingga Iwan Fals. Setelah
lulus dari SMP Negeri 3 Bekasi,
Rafflesia bubar. Setelah masuk
SMA Negeri 3 Bekasi, Thufail Al Ghifari
melakukan Jam Sesion dengan
beberapa teman sekolah dan
mulai memainkan lagu – lagu dari Metallica, Rage Againts The
Machine, Sepultura, Soulfly, Korn,
Limp Bizkit hingga Marilyn
Manson. Kelas 1 SMA Thufail
bergabung
dengan Berawan Band sebagai basis dan memainkan lagu – lagu dari Metallica. Berawan Band
hanya berjalan 6 bulan lalu
bubar. Karena Sigit sang Vokalis
band mendirikan band
Rattamahatta. Thufail sempat
bergabung dengan Rattamahatta sebagai penabuh perkusi dan
memainkan lagu – lagu dari Sepultura dan Soulfly. Kevakuman
Rattamahatta,
membuat Thufail mendirikan
Stompkin di akhir kelas 2 SMA.
Stompkin cukup bertahan lama
dan sudah memiliki jam terbang di luar kegiatan ekstra kulikuler
SMA. Stompkin sering memainkan
lagu dari Rage Againts The
Machine, Limp Bizkit, Korn bahkan
Stompkin juga terinfluense oleh
Marilyn Manson, Hed Pe, Red Hot Chili Peppers hingga Soulfly.
Setelah Stompkin bubar, Thufail
serius dengan mempersiapkan
solo albumnya yang bernuansa
rap. Namun dalam prosesnya
album solo Thufail sempat tertunda 2 tahunan karena
berbenturan dengan proses
Thufail memperdalam
keislamannya pasca masuknya
beliau ke islam setelah 20 tahun
lahir dalam pembinaan keluarga Kristen. Album syair perang
panjang
merupakan debut Thufail Al
Ghifari sebagai rapper. Album
indie label ini mendapat banyak
sanjungan dan kritik dari komunitas hiphop terutama dalam
masalah aransemen musik.
Namun Thufail tetap maju dan
tidak perduli. Musik di album
Syair Perang Panjang memang
diakui Thufail sangat apa adanya, karena keterbatasan prasarana
dalam penggarapannya. Untuk
mengaransemen music
saja, Thufail Cuma modal
numpang di computer teman dan
hanya menggunakan software Fruityloop 2. Namun satu tahun
kemudian Album kedua thufail
yang berjudul Dari Atas Satu
Tanah Tempat Kita Berpijak
akhirnya dirilis. Di Album kedua
nuansa musik semakin meluas. Suasana etnik, blues dan
industrial mulai terasa di
beberapa lagu. Kebanyakan para
penyuka lagu – lagu Thufail lebih terpesona oleh
syair dan pemikiran Thufail
tentang islam daripada musiknya.
Banyak dari penyuka Thufail Al
Ghifari justru tidak terlalu perduli
dengan ukuran kualitas music Thufail, mereka lebih salut dan
terinspirasi oleh syair – syair Thufail Al Ghifari. “kesuksesan saya tidak terletak pada music
dan berapa banyak
fans saya, saya tidak butuh
fans..saya hanya ingin
menyampaikan isi hati saya, rasa
syukur saya akan kedahsyatan Islam dalam menemani pencarian
jati diri saya, dan saya
menemukan jawaban dari semua
pertanyaan hidup saya hanya di
dalam Islam… dan saya menuangkan semua di dalam lagu
– lagu saya” itulah pendapat Thufail mengenai
pro kontra tentang kehadiran
dia sebagai rapper yang banyak
menyuarakan Islam dan
membongkar kebusukan zionis
internasional melalui lagu – lagunya. Kini setelah perjalanan
kedua Album solonya, Thufail
kembali melakukan reuni dengan
beberapa teman – teman lamanya di Stompkin yaitu Udenk
dan Arif untuk mendirikan The
Roots Of Madinah. Posisi vokalis
merupakan tugas
baru di band beraliran rock ini.
Pengagum Iwan Fals, Eddie Vedder dari Pearl Jam dan
Jonathan Davis dari Korn ini siap
dengan semua resiko baru yang
ia dapat dari proyek barunya
bersama The Roots Of Madinah.
Banyak para penyuka Thufail sebagai rapper yang kecewa
dengan keputusan Thufail untuk
vakum sebagai rapper, namun
disisi lain Thufail Al Ghifari
memang punya alasan sendiri
kenapa ia mendirikan The Roots Of Madinah. “saya ingin mulai sesuatu dari nol lagi, saya ingin
merasakan
tantangan baru..setuju atau
tidak setuju inilah saya! Dan
seperti yang sering saya
katakan, saya tidak butuh fans, popularitas atau eksistensi. Solo
karir saya atau bersama The
Roots Of Madinah semuanya
hanyalah sebuah proyek
eksperimen seni dan resistensi,
kreatifitas musik kami hanyalah sarana untuk membagi perasaan
kami, membagi isi hati kami
tentang busuknya dunia atau
jenuhnya kehidupan hingga rasa
syukur ketika kami menemukan
banyak harapan dengan keyakinan kami terhadap
Pencipta kami. Lagi pula The
Roots Of Madinah bukan band
dakwah atau band islam apalagi
band underground atau
apalah..kami cuma band rock ala kadarnya tapi dikelola dengan
semangat yang tidak
sekedarnya..terserah orang mau
nilai apa, kami hanya ingin
berkarya dan memberi kepuasan
pada batin kami” Sekarang Thufail Al Ghifari sudah
tidak perduli dengan perjalanan
dia sebagai solo rapper dan pro
kontra eksperimen dia dengan
The Roots Of Madinah. Ada
distorsi baru yang siap menghentak, dan teriakan
lantang akan kejujuran hati, ada
semangat yang akan melompati
semua stagnasi, ada ide baru
yang akan mendobrak semua
batas yang mengkotak – kotakkan kejujuran kreatifitas
dan suara hati, ada sebuah
ketulusan yang akan memberi
warna baru pada setiap ruang
kreatifitas yang tidak terbatas
dan tidak pernah menyerah pada semua keterbatasan...mungkin
inilah kelahiran baru seorang
Thufail Al Ghifari yang ingin
memulai semuanya dari nol
kembali, bahkan nol besar
mungkin… semoga selalu kompak dan istiqomah!

TRAUMA




adalah salah satu band
pengusung musik ‘ death metal’ tertua di Indonesia yang masih
aktif hingga saat ini. Terbentuk
di Jakarta pada tanggal 18
Agustus 1992 dan sudah tampil
lebih dari 250 kali di berbagai
event di banyak kota di seluruh Indonesia seperti di seputar
Jabotabek, Bandung, Denpasar-
BALI, Medan, Bogor, Cilacap,
Semarang, Yogyakarta,
Surabaya, Malang, Solo, Cirebon,
Kendal, dan lain-lain. Demo pertama TRAUMA
“Incomplete damnation” dirilis di tahun 1997 dan di tahun 1998
TRAUMA akhirnya merilis full
length album perdana yang
berjudul “Extinction of Mankind” via label indie local ; MORBID NOISE
RECORDS. Berisikan 10 buah lagu.
Genap satu tahun setelah rilis, di
tahun 1999 album ini kemudian
dilisensi secara ekslusif oleh
PSYCHIC SCREAM ENTERTAINMENT (Sebuah label asal Malaysia
dengan dukungan distribusi yang
kuat dari PONY CANYON) untuk
market Malaysia,Singapore dan
Thailand. Dan di tahun 2000,
sebuah label anyar asal Chicago USA; OWL RECORDS akhirnya juga
melisensi album “Extinction of Mankind” untuk pasaran yang lebih luas. Kali ini dalam format
kaset dan juga CD. Selepas itu,


TRAUMA juga kerap
merilis split album dengan banyak
band yang berasal dari berbagai
Negara. Di tahun 2000 PSYCHIC SCREAM ENT (Malaysia) juga
meriliskan split album TRAUMA
dengan band UNVEILED yang
berasal dari Malaysia untuk
wilayah pemasaran worldwide.
Label local EXTREME SOULS PRODUCTION (2002) juga
meriliskan live TRAUMA dengan
band ‘ mince core’ legenda asal Belgia; AGATHOCLES. Album tsb
diberi tiel “Death Metal vs. Mince Core”. Di tahun yang sama pula, respon yang sangat positif
datang dari sebuah label asal
Negeri Belanda; MANGLED MAGGOT
STEW RECORDS. Label ini kemudian
menggabungkan TRAUMA dan
band asal Belanda; TUMOUR dalam sebuah split album yang diberi
title “Death Metal vs. Gore Grind”. Sukses dengan ini, MANGLED
MAGGOT STEW RECORDS
yang bermarkas di Holland ini
kemudian meriliskan 4 way Split
album yang berisikan 4 band;
TRAUMA (Indonesia)/PLANKTON (Belanda)/SANGUINARY (Belanda)/
INTUMESCENCE (Belanda)
Sejauh ini TRAUMA juga sudah
ambil bagian di lebih dari 50 judul
album kompilasi yang dirilis oleh
label major maupun yang via indie label, baik yang berasal dari
Indonesia maupun luar Indonesia.
Salah satu kompilasi ‘ terbesar’ adalah “METALIK KLINIK” (Vol.1-1997 dan V-2003). Album Produksi Rotorcorp/MUSICA
ini konon terjual lebih dari
100.000 keping hingga saat ini.
Selain itu TRAUMA juga ikut serta
dalam kompilasi album bertitel
“PANGGILAN PULAU PUAKA” (Vol.II dan III) yang dirilis oleh PSYCHIC
SCREAM ENT dari Malaysia.
Khabarnya album ini juga
merupakan album kompilasi musik
metal terlaris di Malaysia pada
tahun 2000-2001. PONY CANYON- Malaysia juga sempat
menyertakan TRAUMA dalam
kompilasi CD nya yang ber-titel
“METAL KLASIK Malaysia vs. Indonesia”. Lagu-lagu dari TRAUMA juga
sempat ikut di berbagai album
kompilasi yang diproduksi oleh
label-label asal Prancis, Amerika,
Australia, Russia, Jerman,
Ukraina, Thailand, Mexico, dll. Beberapa lagu milik TRAUMA juga
sempat menjadi #1 di beberapa
program musik rock di radio local
termasuk I-Radio “I-ROCK” yang menempatkan lagu “Pelangi Hitam” dari TRAUMA (Juni 2002) di posisi teratas chart yang
dibuatnya. Posisi ini bahkan
sempat bertahan selama 5
minggu berturut-turut. TRAUMA
juga sering menghiasi halaman-
halaman interview dari berbagai media cetak di tanah air baik
fanzine/magazine underground
yang berasal dari berbagai kota
di Indonesia maupun media-media
yang lebih ‘ mainstream’ . TRAUMA juga kerap mendapatkan
tempat
di berbagai media cetak yang
berasal dari luar Indonesia baik
berupa Interview, profil band
maupun ulasan album. Album- album TRAUMA juga kerap
mendapat respons positif dari
banyak label/Magazine di luar
negeri seperti: RELAPSE (Usa)
atau juga BRUTALIZED Magazine
(Usa), bahkan Max Cavalera (SEPULTURA/SOULFLY) sempat
memberi komentar lagu-lagu
TRAUMA via email. TRAUMA sempat
tampil secara
live selama 30 menit dalam
sebuah acara televisi yang bejudul “Go-Rock” yang diadakan oleh TVRI di tahun 2002. TRAUMA
selalu berusaha tampil
secara maksimal dan orisinil
dalam penyuguhan musik death
metal yang dimainkannya tanpa
menjadi sebuah band ‘ copy cat’ band-band manca negara yang
sangat banyak memberi
pengaruh terhadap keberadaan
dan eksistensi TRAUMA. Akhirnya,
pada tanggal 26 Maret
2003, TRAUMA merilis full length album ke-2 via KROSSOVER
Records /MUSICA. Album ini diberi
title “Paradigma; Demi Hidup Tak Perlu Harus Mati” dan berisikan 11 lagu. Album ini terjual lebih
dari 10.000 unit selepas 2 minggu
tanggal perilisannya… Video clip dari album ini ; “Api dalam Otak” juga kerap ditayangkan di MTV
Indonesia di tahun 2003. Dan 4
bulan selepas album
“Paradigma…” dirilis, sebuah label indie EDELWEISS Production
akhirnya juga meriliskan sebuah
buku autobiography TRAUMA
yang berjudul “Dimensi paradigma”. Buku yang ditulis oleh Nino Aspiranta (Vocalis
TRAUMA) ini berisikan lengkap
tentang perjalanan karir band ini
mulai tahun 1992-2003. Atas
banyaknya permintaan, di
Bulan Desember 2004, genap 6 tahun semenjak debut album
“Extinction of mankind” dirilis di tahun 1998, akhirnya, VARIANT
MUSIC INDONESIA (VMI) dengan
dukungan distribusi dari ALFA
RECORDS sepakat untuk merilis
ulang debut album ini termasuk 1
buah lagu unreleased yang menjadi bonus di dalamnya. Album
ini tampil dalam kemasan yang
baru (termasuk cover kaset
yang baru). Dan lagu andalan
“Human Suffering” yang dianggap sebagai ‘ lagu kebangsaan TRAUMA’ akhirnya juga dibuatkan video clip. Ini
merupakan video clip ke-3
TRAUMA setelah “Penjara Dendam ”(METALIK KLINIK II – 2002) dan “Api Dalam Otak” (Album “Paradigma…” - 2003). Dan dengan line-up terbarunya
di tahun 2007: Nino (Vocal), Heila
(Guitar), Cokie (Drums) dan Rusdi
(Bass) TRAUMA kembali masuk
studio relaman dan
merampungkan materi album ke-3 yang akhirnya dirilis secara
nasional pada bulan Juni 2008
dengan title “DOMINASI KEMENANGAN”. CP: Aspiranta_ nino@yahoo.com 08999050510 /
021-94428904 www.traumaindo.com

TYMPANIC MEMBRANE




dibentuk
pada bulan Februari 1994 oleh :
Obinx (drum), Redy (bass), Panji
(vokal), dan Allan (gitar) yang
mengudung jenis musik grindcore.
Kemudian seiring perjalanan waktu pada tahun 1995, posisi
Obinx digantikan oleh Dida
(drum ) dan Redy digantikan oleh
Eko(bass). Setelah bergabung
dan menunjukkan skill beberapa
kali di atas panggung, akhirnya mereka mampu menguasai dan
membius massa, terutama para
'metal head' yang tinggal di
Bandung. Pada pertengahan
1995, TYMPANIC MEMBRANE merilis
demo pertama mereka, bertajuk"Pembusukan Keturunan".
Pada tahun 1996, salah satu
personil, Eko (bass),
posisinya digantikan oleh seorang
cewek bernama Angelick. Dan
Angelick ini merupakan personil termuda di TYMPANIC MEMBRANE,
karena ia baru berusia 14 tahun
ketika pertama kalinya ia
bergabung dengan band ini. S
Dengan formasi baru ini:
Dida Rustandi - Drums
Alan Ruslana - Guitar
Panji Maulana - Vocals
Angelick Vaulina - Bass

TYMPANIC
MEMBRANE meluncurkan Full-Album
pertamanya yang
berisi 7 lagu. Enam lagu baru
ditambah satu lagu berjudul 'Shaman' yang diambil dari album
demo pertama. Album baru yang
dirilis oleh UNKIND Productions ini
diberi title "TYMPANIC MEMBRANE",
sama seperti nama band
(selftitled). Album 'TYMPANIC MEMBRANE', Unkind Productions
1996

Track:
1. Orgasmic Rush
2. Putrefy in Seven Seconds
3. Unnatural Surgerial
4. Genetica Sexual Garbage
5. Gu Tenggu Sabu
6. The End of
Traggical Episodic
Entgeneloisty
7. Shaman

TYMPANIC MEMBRANE
merupakan salah satu band yang
ikut membumikan musik Death Metaldi
di Bandung. .

UNSEEN DARKNESS




terbentuk di
Bandung-Jawa Barat pada 31
Maret 1998. Abu Black Ass dan

band ini. Beberapa bulan
kemudian Sabo bergabung dengan band ini untuk melengkapi
line-up, sehingga
formasi saat itu adalah: Abu Black
Ass: gitar, vokal Muin Dark
Speare: bass Sabo Warhammer:
drum Pada awal perjalanannya,Unseen
Darkness membawakan lagu-lagu
milik BURZUM, band Black Metal
asal Norwegia yang sedikit
banyak meng-influence musik
mereka. Dengan line-up terakhir dan konsep musik yang mereka
sebut "Barbar Majestic Occult
Dark Metal", UNSEEN DARKNESS
menyelesaikan demo pertama
mereka dengan judul "Into A
Majesties Of Eternal Night". Kemudian pada bulan Juni 1998,
Andriani Black Frost bergabung
ke dalam formasi UNSEEN
DARKNESS.Sehingga lengkaplah
formasi terbaru mereka: Abu
Black Ass: barbar Dark Litani (vokal) Muin Dark Speare:
Sign of
Nocturnal Occult (bass) Sabo
Warhammer: Blasting
Storm of Mist (drum) Andriani
Black Frost: Blusytery Nocturnal Whippers (gitar)
Dengan line-up ini, UNSEEN
DARKNESS datang kembali untuk
menciptakan lagu-lagu baru,
antara lain: 1. An Order to
Glorious Way 2. The Art into the Winter
Nights
3. Sign of Mighty Dark Lord
4. Unholy War Pride Dan kembali
pada tahun 1999
band ini mengeluarkan album demo kedua merekadi bawah
label Dark Banner/Fog Flames.
Demo album dengan judul "Unholy
War Pride" ini berisi 8 track yang
siap mengoyak gendang telinga:
"Unholy War Pride" Demo album 1999 1. ...Toward The Eternal
Blackness
War
2. Unholy War Pride
3. The Art Into The Winter Nights
4. An Order Into The Glorious Days 5. The Blustery Dark Winds
From
Dungeon Lands
6. Into A Mejesties Of Eternal
Night
7. ...For What They Have Deserved 8. A Flight Of Dark Spirit
In The
Silence Black Woods Mengenai
musik dan lirik mereka
lebih banyak membawakan tema
tentang kebiadaban perang, kegelapan, balas dendam, dan kematian.

Anggota:

Old/First
(1999) :
abu - vox
andri - guitars
muin - bass
sabo - drums


(2001)
abu - vox
andri - guitars
yous - bass
sabo - drums


(2009) :
abu - vox
wicko - guitars
dedi - bass
siska - drums
rangga - keyboard/synth
(additional player)

Present/Newest
( 2010) :
abu -vox
wicko - guitars
dedi - bass
siska - drums
reyza - keyboard/synth

facebook


Unseen Darkness - An Ordre
into the Glorious Days
(1999) (Underground Black
Metal Indonesia)

INVICTUS




Sebuah band teknikal
death metal yang berdiri pada
tahun 1996..band yang lahir di
jakarta ini bisa di gambarkan
sebuah kerumitan dalam
berfikir,kerumitan dalam arrangement,kerumitan dalam
menghitung!!INVICTUS adalah
sebuah matematika musik yang
disuguhkan seperti kita
menghadapi ujian akhir dengan
berbasis hitungan absurd!DEATH vs ATHEIS bertanggung jawab
atas lahirnya band ini..musik yang
diberikan jauh dari kecepatan
dan blastbeat..hanya orang yang
punya insting dan pola fikir lebih
akan dapat menikmati kebrutalan mereka
banyak sekali unsur teknikal
seperti ATHEIST , DEATH , OPETH
dalam opera matematika ini.


1.Burry me
2.The bringer of the Armageddon
3.When the clok stops
4.A Shadows life
5.How to built a nation
6.chaos theory
7.Tawarik Makutin
8.Crows mirror


>Amri : Guitar
>Ucon : Guitar
>Iman : Vocal
>Daus : Drums
>Ican : Bass

contact_invictus@yahoo.com



“Banyak faktor yang bikin kami baru bisa rilis album awal tahun depan nanti, meninggalnya vokalis lama kami (alm. ipunk), gitaris lama kami yang resign (angga), drummer kami (iman) yang terkena penyakit gulanbare syndrome dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk masa penyembuhan. Dan perombakan formasi INVICTUS membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan chemistry yang solid serta perombakan personil di album baru band kami pasti menghasilkan banyak perubahan, terutama dalam segi aransemen. dalam album ini suasana aransemen lagu kami terdengar lebih compleks, lebih dark, dan lebih fokus dan matang dari album terdahulu. banyak yang bilang lagu kami terdengar sangat unik, namun itulah inti dari musik yang mau kami sajikan, kami ingin membuat sebuah konsep musik yang sangat unik untuk setiap lagu kami sampai pada ahirnya banyak yang menyebut INVICTUS beraliran progressive death metal” ucap Amri kepada kami disela-sela kesibukannya.
Dalam album baru yang berjudul “Destination:Unknown” ini terdapat 8 lagu, dengan total waktu sekitar 50 menit. Diantaranya adalah; Bury Me, Bringer of The Armageddon, When the Clock Stops, Tawariq Makutin, Chaos Theory, A Shadow’s Life, How To Build A Nation, A Crow’s Mirror.
Di segi lirik INVICTUS memiliki konsep yang berhubungan antar satu album dengan yang lainnya, jadi bisa dibilang kami adalah sebuah concept band. tema dalam lirik invictus menceritakan tentang catatan sebuah perjalanan kosmik dan quantum melintasi jarak dan waktu oleh sesosok penjelajah dimensi ruang dan waktu.
“Proses rekamannya sendiri memakan waktu tidak lebih dari 5 hari, bertempat di studio OSIRIS dengan bantuan sound engineer moel dari ETERNAL MADNESS, alhamdulillah ngga ada halangan yang berat tapi mungkin kami hanya sedikit kekurangan snack pada saat proses rekaman berlangsung, hehe… Kami ingin terus berusaha memperluas dan memperdalam kreatifitas bermusik kami, dengan inspirasi dari berbagai aliran musik kami ingin menunjukkan kalau death metal akan terus berkembang sampai kapanpun” ucap Amri. (Az)


Destination Unknown : Invictus

Jika kita mendengarkan
konsep Atheist, Believer dan
Death dari Amerika, Opeth
dari Swedia dan Obscura dari
Jerman, benak kita akan
tertuju pada perpaduan konsep musik progressive dan
extreme metal.


Rottrevore Records, label
indie yang banyak merilis
band-band brutal death
metal lokal, tahun 2011 ini
mencoba mengangkat satu
band asal Jakarta yaitu Invictus, dimana konsepnya
sangat berbeda dengan
kebanyakan band metal lokal
yang ada di Indonesia. Band
yang telah berdiri tahun 1996
dan diperkuat oleh Iman (vokal), Ucon (guitar), Amri
(gitar), Ican (bass) dan Daus
(drum) juga dibantu oleh Mr.
R (keyboard) dari In
Memoriam.


Untuk ukuran band Indonesia,
tentu saja tidak mudah untuk
membawakan dan menggarap
konsep perpaduan
progressive, thrash dan
death metal, tetapi berkat ketekunan, keseriusan dan
skill yang matang dalam
bermusik mereka bisa
mengekspresikan karya yang
luar biasa, hasilnya mereka
tuangkan dalam album yang bertitel Destination Unknown.


Delapan lagu bisa kita simak
dalam album tersebut, ‘ Burry Me’ adalah lagu yang memadukan unsur jazz
dengan death metal
terutama dalam pattern
gitarnya selain itu duel lead
guitar yang dimainkan sangat
mengutamakan harmonisasi. Kemudian dalam ‘ The Bringer Of Armageddon’ mereka sangat mengedepankan
pattern thrash metal
walaupun ada sedikit
pengaruh oldschool death
metal tetapi ketukan drum
yang dimainkan banyak dipengaruhi oleh pattern
progressive metal. Lagu
ketiga ‘ When The Clock Stops’ merupakan lagu yang sangat terpengaruh oleh
Atheist di album Elements
(1993) dimana unsur jazz
dalam permainan bass sangat
kental terasa, selain itu pola
permainan gitar terutama dalam lead guitar banyak
dipengaruhi oleh pattern
heavy metal.


‘ Chaos Theory’ merupakan ekspresi yang sangat variatif
dalam memainkan tempo lagu,
dimana mereka secara apik
dapat mengombinasikan
tempo medium, hard dan
heavy apalagi ketukan perkusi sangat memperkaya
konsep lagu tersebut. Kesan
melodic progressive metal pun
bisa mereka tunjukan dalam
lagu ‘ A Shadow’ s Life’ dimana mereka bisa
menempatkan progressive
terutama gitar di intro, coda
maupun chorus dengan baik.
Walaupun mereka mengambil
konsep progressive extreme metal, namun mereka bisa
memasukkan unsur power
metal dalam lagu ‘ How To Build A Nation’ terutama permainan lead guitar.


Kejeniusan dalam bermain
musik membawa mereka
tampil secara eksperimental
dimana seluruh personil
Invictus bebas menuangkan
ekspresinya tanpa terikat oleh pattern yang ada,
tentunya bisa kita simak
lewat lagu ‘ Tawarik Makutin’ . Lagu penutup dari album ini ,
‘ A Crow’ s Mirror’ sangat mengedepankan thrash dan
death metal, sementara itu
pattern jazz yang biasanya
bertebaran hampir di semua
lagu akhirnya dijadikan outro
dalam lagu ini.


Selain pattern dan konsep
musik yang mereka tawarkan
secara apik dalam album
Destination Unknown,
penguasaan olah vokal baik
growl maupun harsh vocal menjadi kekuatan yang
dahsyat dalam album ini.
Untuk penggemar metal yang
menginginkan sesuatu yang
berbeda, tidak ada salahnya
untuk menyimak album Destination Unknown karena
Invictus sendiri sudah teruji
kemampuannya dan bisa
disejajarkan dengan musisi
metal dari negara lain.

GRAUSIG



sebagai salah
1Legenda Metal Indonesia Band
Brutal death metal ala
Suffocation di album Effigy yang
absolutely bagus banget dan
permainannya rapi. Bukan hanya bagus dalam demo studio tapi
juga bagus sekali performance
panggungnya.Masih jelas teringat
di kepalaku begitu fenomenalnya
dan jadi bahan pembicaraan
dengan teman-teman pada medio tahun 90 an yach tepatnya sih
tahun 1995-98. Bahkan dulu
banyak sekali poster dengan
ukuran A0 yang dijual distro
kepingan kaset yang ada di
seluruh Indonesia meski dibandrol dengan harga kurang lebih
Cemban dengan print glossy
cover but really rare and unique
untuk masa sekarang. Sangat
langka karena mungkin udah
nggak beredar lagi en pada saat itu Grausig sedang naik
singgasananya. Yang lebih
membuat bangga adalah band ini
pernah tampil pada acara remaja
di Stasiun televisi yaitu Indosiar
yang dulu stasiun ini begitu gaul dengan penyiar Cindy fatika en
Teuku firmansyah (sebelum jadi
pasangan), sorry guys saya lupa
nama acaranya he..he..he..(ada
yang ingat kasih tau aku ya).
Sangat menghentak dan mengejutkan karena pada saat
itu musik metal apalagi Brutal
death metal sangat aneh
dikhalayak telinga awam....ok
saya bagi cerita tentang
perasaan saya dulu pada sore hari nonton acara itu adalah tak
percaya en bangga sekali karena
musik metal bisa diketahui
masyarakat terserah suka ato
nggak pokoknya perasaanku
nggak bisa diucapkan dengan kata-kata seakan-akan saya
sudah diterima oleh orang-orang
dengan bukti band metal masuk
tipi he..he... Apalagi saat itu aku
masih berjuang seorang diri
untuk memperkenalkan musik yang aku cintai ini ditempatku
(tempat nongkrongku
kebanyakan anak band yang
sangat memuja G n R dan yang
sejenisnya bahkan tak bosan
mereka mengejek musik metal dengan musik yang nggak bisa
dijual dan didenger) siapa yang
mo jual, siapa yang butuh
didengar ?? aku nggak peduli
pokoke yang penting aku bisa
ngrasain kalo musik death metal en grindcore enak dah selesai
urusan pak demang..... yach
seperti judul album mayor label
mereka Abandon, Forgotten &
Rotting Alone mungkin dulu
penggambaran keadaanku seperti itu. Setelah hunting...
dapat deh koleksi mini album
mereka yang bagus en
legendaris Feed the Flesh to the
Beast Ep. Tak peduli suara
kwalitas rekaman yang tidak mendukung ato sound yang
kurang greng but 97 an massa
kejayaan grausig.Kenapa saya
pilih EP mereka ini ? tidak lebih
karena alasan begitu hapalnya
saya dengan lagu mereka pada mini album ini....kenapa ? (wah jadi
banyak bertanya nih.....) karena
saya ingat pada tahun 96 saya
begitu mengagumi sosok James
yang sangar dan cool banget
waktu dipanggung.Orangnya sangat Idealis dan memiliki prinsip
soal pandangan hidup dan yang
paling utama adalah Grausig juga
band yang mengemas bandnya
dengan sangat profesional dan
bagus dalam mengemas dan promosi mini albumnya (pada
saat itu lho). Begitu banyaknya
selebaran dan poster utk
launching mini album ini bahkan
dulu saya pasang di dalam kamar
pribadi sebelum dibersihkan setelah saya tinggal untuk
bekerja di Jakarta.Masih ingat
lagu “ unholy invocation “ khusus untuk lagu ini masih membekas
dengan screamnya pemain bass
mereka ala black metal yang
begitu asyik untuk di dengar
bahkan dulu banyak mengira itu
adalah vokal screamnya James. Dengar-dengar Si james
sekarang sedang resah meliat
perkembangan musik metal dan
berencana turun gunung lagi dan
membenahi band grausig yang
sudah berubah 1000 derajat karena ditinggal sang panglima
kegelapan.


video rock metal underground
indonesia

Siksa Kubur “Tentara Merah Darah” 2010




Album terbaru salah satu band
brutal death metal terbaik
ibukota, Siksakubur (selanjutnya
disingkat SK), Tentara Merah
Darah akhirnya dirilis juga
menjelang akhir bulan lalu setelah penantian yang cukup
mendebarkan di kancah metal
tanah air. Bagaimana tidak,
pasca dirilisnya album Podium
(2006, Rottrevore Records),
nasib band yang berbasis di Jakarta Timur ini sempat
terombang-ambing tak menentu.
Berawal setelah sang drummer
sekaligus pendiri dan motor SK,
Andyan Gorust mengundurkan
diri yang disusul oleh bassist Yudi Bebek. Dua personel yang
tersisa, Japra (vokal) dan Andre
(gitar) terpaksa dituntut
bekerja ekstra keras untuk
menjaga bendera SK agar tetap
berkibar. Setelah melalui masa- masa sulit, akhirnya SK kembali
terinjeksi darah segar dengan
masuknya drummer Prama (eks-
Alexander/The Last Suffer) dan
basis Ewin alias Ewok (eks-
Extrasensory) ke dalam formasi SK. Pasukan SK pun kembali
menghajar panggung-panggung
metal yang sempat terabaikan
oleh mereka selama hampir satu
tahun.
Bersama formasi baru tersebut, SK menggarap materi Tentara
Merah Darah. Dan pada saat
pesta rilis albumnya di Green
Cafe, Kemang, Jakarta (21/2)
lalu, SK juga mengumumkan
personel terbarunya, gitaris Nyoman (eks-Funeral Inception,
Death Valley). Rantaian tragedi
dari sebuah
kisah kekejaman para tentara
yang berjuang dalam medan
perang tersusun sudah secara sadis dan tuntas dalam album
terbaru milik band deathmetal
asal Jakarta yaitu Siksakubur,
secara resmi album ini dirilis oleh
Fastyouth Records pada 21
Februari 2010 dimana sebelumnya memang sudah
terjadwal pada akhir bulan
januari 2010 namun diundur
secara tepat pada sasaran.
Berjumlah 11 track dalam album
ini membuat kita semua harus dipaksa mendengarkan secara
berulang-ulang dengan seksama
dari kebrutalan sebuah band
yang sudah terlalu banyak
makan asam garam dalam
kepuasan bermusik deathmetal, tuntunan dengan membaca
syair-syair dari album ini serta
mendengarkan setiap lagunya
barulah mengerti jeritan kisah
perlawanan tentara sparta
melawan bangsa persia. Totalitas semua personil dalam
album kelima milik SK (Siksakubur)
tercurahkan secara
kejam tanpa nafas sedikitpun
atas gempuran musik
pendewasaan dari mereka (Siksakubur), beberapa tamu
dalam album ini yang ikut andil
seperti Rince “Gelap”, Reynold “In Memoriam”, Amri “Invictus”, serta dentingan Sitar dari Chaerul
Yusuf dalam album ini adalah
sebuah konsep yang tidak biasa
dalam album ini melihat secara
dari masing-masing sosok sudah
menguasai dalam bidangnya. Karakter vocal Prahari
Mahardika yang tebal dan
matang menjadi tombak seorang
tentara yang berjuang habis-
habisan serta gempuran Prama
dengan menggebu-gebu dan harmonisasi permainan Andre
Tiranda yang cantik namun tetap
membius dengan riff-riff gitar
penuh sayatan tajam membuat
kuping ini teriris-iris dengan sadis
sehingga darah yang mengalir dalam tubuh deathmetal
Siksakubur tetap berkobar,
simak beberapa lagu seperti
Anak Lelaki Dan Serigala,
Menanduk Melawan Tunduk,
Pusara Bala Tentara, Neraka Setara Mata, Laskar Pelayan
Kegelapan, dan Memoar Sang
Pengobar merupakan
pembantaian musik Siksakubur
yang paling terganas dalam
album ini. Sajian musik deathmetal terbengis sepanjang karir
Siksakubur, ditambah sentuhan
dari Moel “Eternal Madness” sehingga membuat komposisi
album deathmetal ini terasa
harmonis secara teratur dan
jelas. Penasaran dengan
performa dan launching mereka?
datang dan saksikan aksinya pada tanggal 21 Februari 2010
bertempat di Green Cafe,
Kemang, jam 15.00 – selesai untuk bersama-sama berpesta
dengan para pecundang

Siksa Kubur - Podium Rottrevore Records 2007

siksakubur jeda Album Rilis yang Terasa lama
jika dibanding sebelumnya, namun
inilah sebuah album perpisahan
buat Drummer Powerfully
sekaligus Konseptor en Frontman
SK yang memutuskan untuk Cabut pasca album ini dilepas.
sebuah album yang masih
menyimpan Keganasan Seorang
Gorust dengan beat2 yang
Kenceng banget !!!, malah album
ini bisa jadi menjadi album yang paling Ngebut buat SK. apakah ini
seperti sebuah " Tenaga
Penghabisan " buat Gorust untuk
Dituangkan dalam Tubuh SK ??
yang pasti album ini juga menjadi
awal keretakan Formasi SK, yang terhitung saat ini cuman
menyisakan Member Orisinil dari
Vocalis Japra. akankah Personil2
terbaru bakalan Mampu
menghidupkan kembali Kejayaan
SK seperti Era album " Eye Cry " ?? yup kita tunggu aja Album
terbarunya nanti yang bakalan
memiliki Titel " Tentara Merah
Darah " dilepas tahun 2010 ini.
ARMY GOD OF DEATH: Siksa Kubur - Eye Cry Rottrevore Records 2003

Siksa Kubur - Eye Cry Rottrevore Records 2003

siksakubur Masih selang 1 tahun, saat
mereka tengah disibukkan
mencari Gitaris baru sekaligus
juga menulis materi terbarunya,
sehingga pada Finalnya band ini
menemukan Gitaris yang lebih Yahud melengkapi Formasi-nya,
Andre Tiranda, yang sebelumnya
malah Getol diband Metallic
Hardcore ganas !!, sehingga album
ini menjadi Masterpiece yang
sangat LUAR BIASA !!!! so berani gw Klaim, kalo inilah Album terbaik
SK sepanjang Karir mereka merilis
materi. Karena disini Konsep yang
diusung semakin tambah Dewasa
aja, Ngebut, teknikal serta
Brutal !!! sama sekali ga terbayangkan gimana Totalitas
talenta member diadu Gila gilaan
disini, Permainan Andre sedikit
banyak menambah Nuansa
tersendiri untuk konsep SK.
permainan Gorust Juga makin Killer dengan Tanpa Edit Drum
sama sekali pada Proses
Recording-nya, hal ini Gorust
maksud ingin menampilkan "
Keaslian " Permainan Skill
Drumnya, sebuah langkah yang Yahud buat diikuti oleh band2
generasi saat ini yang Mulai GA
PEDE dengan permainannya
sendiri en lebih suka diperbudak
dengan Teknologi aja he he he,
Album paling Killer en Gokill sepanjang sejarah SK menjadi
sebuah album terbaik, yes This is
The Best !!!!

ARMY GOD OF DEATH: Siksa Kubur - The Carnage Extreme SoulsProduction 2001

Siksa Kubur - Back to Vengeance Rottrevore Records2002

siksakubur Selang hanya 1 tahun
Band ini Kembali Merilis Materi
baru dengan Konsep yang lebih
Matang dari sebelumnya, sebuah
Pendewasaan Karakter Bermain
mereka yang Semakin Mengerikan. Komposisi Music serta
Beat-nya seperti Menjadi Naik 2
Ketukan aja kesannya. dengan
Lirik2 Sarkatis cukup bisa
menggambarkan Emosional Jiwa
yang pas banget dengan karakter Vocalis yang udah Mulai
Berubah Emosional Hardcore
semata mata biar lebih terdengar
jelas Lirik lagu yang mereka
Nyanyikan dibandingkan dengan
sebelumnya yang Low Guttural Growl. apalagi permainan Drummer
Andyan Gorust makin Matang en
Liar aja. album ini sekaligus
menjadi album terakhir buat
Gitarisnya. en Album ini akhirnya
juga dirilis ulang dalam format CD oleh Label Luar seperti From
Beyond Records dengan ditambah
Materi album " The Carnage " Yup
2 menjadi 1 !!

Siksa Kubur - The Carnage Extreme SoulsProduction 2001

siksakubur debutan perdana yang sangat
memukau geliat Brutal Death
metal dari para cabe Rawit ( saat
itu ) yang memainkan Konsep
Musik Brutal yang mematikan,
Demo sebelumnya sempet menjadi Rebutan beberapa Label untuk
meminang Full albumnya, akhirnya
Pilihan pertama diserahkan
kepada label Asal Bandung,
Extreme Souls Production.
memainkan Konsep Brutal Death Metal yang liar serta Ganas diera
itu sehingga mengundang Decak
Kagum. pengaruh2 Nyata dari
Spawn Of Possession, Suffocation,
Cryptopsy Hingga Cannibal Corpse
berhasil mereka Ramu dalam Konsep mereka yang memukau.
Riff2 Guitar-nya kerap memainkan
Harmonisasi yang Cukup Melodius
apalagi Permainan Sang Drummer
yang sering mendapat Sorotan
tajam dengan Kegilaan Skill serta Performa Prima-nya. sebuah
Debutan perdana yang Luar Biaya
untuk Karir mereka
Reviews:


Genre - Brutal Death Metal
Band From - Jakarta

- Track Song -
01 Into Your Sickening Intestines
02 Horrifying Demise
03 Fattened For Killing
04 Genital Feasting By Ejaculated Carnivore
05 Disharmonic Revived
06 Decayed Flesh
07 To Devour The Carrion
08 Malicious Diabolism
09 Uncivillized

DOWNLOAD

BIOGRAFI SIKSA KUBUR




Band yang baru mengeluarkan album
baru (tentara merah darah) ini
layaknya Sepultura nya
Indonesia! Dengan aliran Death
Trash yang
terinfluence oleh band Sepultura dari negara Brazil, Siksa Kubur
mampu membius para metalhead
dan menghipnotis mereka untuk
masuk ke area moshpit! Tak
hanya di Indonesia, Siksa
Kubur mendapat perhatian yang lebih di dunia Underground
Internasional khususnya
Singapura dan Malaysia.


SIKSAKUBUR

pertama kali di
bentuk pada 6 july 1996. Dengan
Lineup : Andyan Gorust ( Drums )
- Ade Godel (Gitar/ Voc ) - Mbenk
( Gitar ) - Burgenk ( Bass ). Nama SK ini diambil dari band
yang menjadi tolak ukur mereka
dalam bermusik yaitu SEPULTURA
yang berarti kuburan band
memulai debut nya dari event-
event UNDERGROUND mulai menarik perhatian para Pecinta
musik DEATH METAL dibulan july
hingga september tahun 1996
SIKSAKUBUR mulai masuk studio
rekaman yang bernama K-studio
yang mengemas 9 lagu yang dituangkan dalam sebuah album
THE CARNAGE yang dirilis dan
didistribusikan oleh EXTREME SOUL
PRODUCTION dalam sebuah kaset
& CD. Album ini mendapat
tanggapan yang positif dari kalangan pemerhati musik
UNDERGROUND khususnya album ini
terjual 1000 keping CD & 500
copy kaset, walaupun kwalitas
dari album ini sangat kurang
dikarenakan minimnya perlengkapan studio rekaman.
Sukses dengan album
pertamanya bulan November
2001 SIKSAKUBUR merekam 9 lagu
dan dibubuhi 1 (intro) yang
dituangkan kedalam album kedua BACK TO VENGEANCE yang
didistribusikan oleh ROTTREVORE
records dalam sebuah format
kaset, penjualan album ini
termasuk fantastis dalam kurun
waktu 1 bulan telah terjual 750 copy kaset walaupun hasil
rekaman inipun masih kurang
sempurna tapi lebih baik dari
album pertama. SIKSAKUBUR mulai
merambah event-event di
Indonesia khususnya dipulau jawa hingga bali, Kalimantan, Sulawesi
& Kota Lainnya. Formasi album
THE CARNAGE and
BACK TO VENGEANCE adalah Japra
(vocal), Andyan gorust (Drum),
Ade godel (gitar), Burgenk (Bass) tapi setelah album kedua dirilis
ADE GODEL mengundurkan diri dari
SIKSAKUBUR karena tidak
bisa membagi waktunya dengan
band, disusul dengan BURGENK
yang mengundurkan diri dari band karena harus melanjutkan
study keluar negeri. Posisi ini di
gantikan oleh Andre yang juga
gitaris REVITOL dan Yudhi bebek
ex- AUTHORITY, dengan formasi
ini SIKSAKUBUR mengeluarkan album ke tiga yang bertitel EYE
CRY album ini dirilis dan
didistribusikan oleh ROTTREVORE
records dalam format CD dan
KASET album inilah yang membuat
SIKSAKUBUR mendapat perhatian lebih dari media massa dan
elektronik. SIKSAKUBUR merambah
event-event bukan hanya event
UNDERGROUND saja tapi event
yang bukan UNDERGROUND sampai
pentas seni sekolah SIKSAKUBUR menjadi headliner dalam acara
tersebut ini sebagai bukti bahwa
musik DEATH METAL yang
dimainkan oleh SIKSAKUBUR mulai
mendapat perhatian lebih, bukan
hanya di Indonesia tapi hingga mancanegara khususnya
SINGAPURA dan MALAYSIA. Karena
july tahun 2005 lalu SIKSAKUBUR
menjadi headline pada sebuah
event metal di singapura. Album
THE CARNAGE dan BACK TO VENGEANCE akhirnya dirilis oleh
FROM BEYOND record (Belanda) ini
adalah sub label dari
DISPLASEDrec yang merupakan
salah satu label METAL besar di
amerika album ini dikemas kedalam bentuk CD yang
didistribusikan Bukan hanya di
ASIA tapi benua EROPA dan
AMERIKA. > Setelah lebih dari 10
thn berkiprah di Blantika musik
metal Indonesia SIKSAKUBUR telah merilis 4 AlbumPodi yaitu THE
CARNAGE, BACK TO VENGEANCE, EYE
CRY dan PODIUM yang juga
merupakan album terakhir dari
drummer sekaligus pendiri
SIKSAKUBUR yaitu ANDYAN GORUST. Namun setelah mengalami masa2
sulit dan masa pencarian pemain
drum, akhirnya SIKSAKUBUR
mendapatkan drummer baru
yaitu PRAMA [ ex- ALEXANDER.LAST
SUFFER] . Namun masalah belum selesai, YUDI BEBEK
pun mengundurkan diri karena
masalah pekerjaan, namun EWIN
(Eks, Bloody Gore/C.O.B/
Extracensory) langsung
menggantikan nya. dan SIKSAKUBUR pun siap untuk
kembali dengan formasi baru
ini....so WATCH OUT !!!

SANTET, I Miss U

ARMY GOD OF DEATH: SANTET
Lama gak dengar kabar tentang
SANTET, band pionir Black Metal
dari Purwokerto. Setelah
beberapa kali tanya sama mbah
Google, inilah jawaban yang gw
dapat dari sebuah forum: Santet, Band Black Metal tertua
di kota Purwokerto, kemaren
menyatakan diri untuk bubar,
dan sudah mengadakan konser
perpisahan di depan para
penggemarnya. In Memoriam SANTET (1993-2008) Kontribusi
Santet terhadap
perkembangan Black Metal di
Purwokerto dah gak bisa
dihitung lagi, jasa mereka sangat
besar bagi perkembangan black metal di Purwokerto... Semoga
kelak kalian sempat
adain konser reuni lagi ^^
Personelnya gak tau tuh masih
bikin group metal ato enggak,



Budi Blackustadz memutuskan membubarkan Santet dan beliau
mundur dari dunia underground.
Dia juga dah berhenti memandu
acara2 underground di radio2
Purwokerto. Kalo gitarisnya, Rudi
dah susah diajak nge band aliran apapun..
coz dah berkeluarga kayaknya..
Keyboardnya, Dedi malah gabung
sama band alternative yg dah
punya nama di Purwokerto yang
masuk di kompilasi KFC Music Hitlit vol 3, Supernova. Personel yg lain
gak tau kabar
nya, sepertinya masih metal!

SANTET




Javanese
Black Metal SANTET dibentuk di
Purwokerto, Jawa Tengah,
Indonesia. Sejak
tahun 1993 Santet bergerilya di
kancah musik Underground dengan membawakan konsep
awal yaitu Death Trash Metal.
Kemudian sejak 5 Mei 1997
Santet mengubah konsep
bermusiknya menjadi Pure Black
Metal. Sedangkan kata 'SANTET' sendiri
artinya adalah 'ilmu hitam yang
sangat jahat, terkenal di tanah
Jawa sebagai sarana untuk
membunuh seseorang dengan
bantuan mantra-mantra dan kekuatan setan'. Santet pertama
kali dibentuk
oleh sang leader, Budi
Blackustadz bersama Rudy
Hailstorm. Di kancah scene
Underground Indonesia Santet menjadi lebih dikenal setelah
menunjukkan diri sebagai
pembawa panji Javanese Black
Metal. Pada bulan Januari 1999
Santet merilis debut demo yang
bertitel "Creatures of Darkness". Pada tahun yang sama, Santet
juga mengeluarkan
split album "Mahar Hutan
Larangan" bersama Drosophilla
(Gothic Doom Horror band dari
Jogjakarta), yang terjual ke seluruh Indonesia dan negara-
negara lain lebih dari 2000 copy.
Santet juga ikut ambil bagian
dalam album kompilasi "Metalik
Klinik vol.3" dengan membawakan
single 'Roh Roworhontek'. Album kompilasi ini dirilis oleh Rotorcorp
dan didistribusikan oleh PT.Musica
(mayor label besar di Indonesia)
pada bulan Februari 2000 dan
terjual lebih dari 50.000 copy.
Kemudian, Santet membuat satu album secara indie "Enthroned
The Black Domain" pada
November 2001. Santet juga
mengikutkan lagu-lagu karya
mereka ke dalam beberapa album
kompilasi lainnya seperti "Neohellist" yang dirilis oleh ESP
Bandung, "Legion Timur", "Tribute
To Rotor" 'My Name Is Santet'
dilepaskan untuk kompilasi
"Tribute To Rotor" dan masih
banyak lagi karya Santet selama berkiprah di scene Underground
Indonesia. Line-Up: BUDI
BLACKUSTADZ - Vocal
RUDY HAILSTORM - Guitars
UCOX - Bass
SIHAN - Drumms DEDDY - Keyboards Santet juga
ter-influence oleh
beberapa band luar seperti:
Dimmu Borgir, Cradle Of Filth, dan
Dissection.

Perubahan Hidup Irvan Rotor (Pentolan Grup Metal Rotor)



Berpakaian gamis, sorban
dikepala selalu melekat
dikepalanya, dan berjalan tegap
kearah masjid jika sudah masuk
waktu sholat, itulah keseharian
Irvan Sembiring saat ini, waktunya dia habiskan untuk
mengabdi kepada Alloh Swt,
berbeda sekali dengan
keadaannya pada 20 tahun silam,
dimana pada waktu itu dia masih
menjadi pentolan grup Band Rotor, kesehariaannya yang
urakan dan jauh dari masjid.
Itulah sekelumit keadaan Irvan
Sembiring saat ini, wajahnya
yang ganteng, ditambah janggut
yang menggelayuti dagunya. Wajahnya makin bersinar, karena
wajah itu selalu disirami oleh air
wudhu setiap saat. Ini adalah
kisah nyata, kebetulan saya
pernah tinggal dekat dengan
Irvan, jadi secara garis besar saya tahu benar keseharian dia.
Anda mungkin bertanya-tanya
siapa Irvan Sembiring itu, melalui
tulisan ini saya mencoba untuk
menjelaskan secara lebih dalam
mengenai sahabat saya ini. Irvan merupakan mantan frontman
grup thrash metal, dia juga
merupakan pionir Rotor, Grup
Band yang mengusung aliran
thrash metal. Rotor cukup
terkenal pada era 90-an, karena Band ini termasuk Grup Band
dengan aliran thrash metal yang
pertama kali rekaman. Irvan
merupakan pendiri dan
pentolan Rotor, bersama Rotor
dia pernah menjadi supporting act konser supergrup Metallica
selama dua hari berturut-turut
di stadion Lebak Bulus, Jakarta.
Dengan menjadi Band pembuka
pada konser Metallica tersebut,


maka nama Band Rotor makin dikenal luas bagi pecinta musik
metal. Sudah empat album
ditelorkan
oleh Rotor, diantaranya : Album
Rotor – Behind The 8th Ball (1992), Album Rotor – Eleven Keys (1995), Album Rotor – New Blood (1997), Album Rotor – Menang (1998). Namun, semenjak
Irvan memilih jalan hidup menjadi
pendakwah, atau biasa
masyarakat menyebut sebagai
Jamaah Tabligh, maka lambat
laun dia mulai memendam profesinya sebagai pemain musik,
walaupun belum sepenuhnya
dunia musik dia tinggalkan.
Ditambah lagi dua personilnya
sudah meninggal, dan saat ini
Rotor hanya dihuni oleh dua personil sisa, yaitu irvan sendiri,
dan bakar sang Drummer. Oh iya,
Irvan juga mantan gitaris Sucker
Head, sebuah Grup Band
beraliran metal juga. Saat ini
masjid menjadi rumah bagi Irvan, karena sehari-hari dia
akan berada disana, walalupun
bukan pada waktu-waktu sholat,
ketika saya tinggal di cinere,
yang tidak jauh dari rumahnya
yang berada di Komplek AL, maka saya banyak mengetahui segala
kegiatan hariannya. Dia biasa
melaksanakan sholat lima waktu
di masjid Al-Ittihat Blok-A
( Perumahan di seberang Cinere
Mall), atau di masjid Imam Bonjol (komplek AL). Masih gatel bermain
gitar
sesekali (Koleksi Pribadi) Itulah
aktifas dia saat ini, hari-
harinya dipenuhi dengan ibadah.
Kalau tidak sholat, dia akan berdakwah, atau menemani
jamaah-jamaah dakwah yang
datang ke cinere. Jika ada
jamaah dakwah, maka bisa
dipastikan dia tidak akan berada
dirumah, tapi selalu berada di masjid.

Metalhead mana di Indonesia iniyang tak kenal Rotor ?



Berangkat dari sempalan grup
Sucker Head di awal decade 90-
an, band trhash metal local yang
pertama kali rekaman ini makin meroket namanya setelah sukses
menjadi supporting act konser
supergrup Metallica selama dua
hari berturut-turut di stadion
Lebak Bulus, Jakarta. Rotor
sempat lama mengadu nasib di negeri Paman Sam, namun
frustasi ketika tahu mesti
bersaing dengan 40.000 band
metal serupa yag juga tengah
berburu kontrak rekaman di
sana. Selama delapan tahun karier musiknya, Rotor
menelorkan empat album di tiga
major label berbeda : AIRO,
Hemagita dan Warner Music
Indonesia. Sebelum resmi bubar,
basis Rotor (Judapran) tutup usia karena drugs. Belakangan,
mantan vokalis mereka (Jodie,
vokalis Getah) yang kharismatik
juga meninggal dunia. Tersisa kini
tinggal sang pendiri sekaligus
gitaris Rotor, M. Irvan Sembiring, yang telah menggantungkan gitar
untuk selamanya dan menekuni
lembaran hidupnya yang baru
sebagai seorang pendakwah!
“kalaupun ada yang berani modalin, Rotor nggak bakal reuni
sampai kapan pun juga” tegas Irvan. Sejarah berdirinya Rotor
memang nggak bisa dilepaskan
dari nama besar Sucker Head.
Band thrash metal pionir yang
dibentuk akhir era 80-an tersbut
awalnya memang rumah bagi gitaris Irvan Sembiring. Diakhir
tahun 1990 setelah konser di
Kresikars (pentas seni SMA 82) ia
hengkang dari Sucker Head untuk
membentuk Rotor bersama Seto
(gitar), Didik (bas) dan Bakkar Bufthaim (dram). Didik dan Bakkar
sebelumnya merupakan personel
One Feel Band yang juga
merupakan nama sebuah studio
ngetop di bilangan Cilandak,
Jakarta Selatan. Menurut Irvan yang ngasih nama Rotor waktu
itu adalah Seto. “Biar kesannya musik Rotor itu cepat kayak
baling-baling pesawat”. Hengkangnya Irvan dari Sucker
Head sempat menjadi buah bibir di
kalangan anak metal (catat :
istilah underground dulu belum
popular) ibukota saat itu. Namun
ia menyanggah kalau dirinya cabut karena terlibat friksi
dengan personel yang lain “Gue cabut dari Sucker Head karena
pingin menggeber musik metal
yang lebih ngebut dan ekstrem,
sementara Nano (gitaris kedua
Sucker Head) cendrung
terpengaruh Iron Maiden, lebih heavy metal”. Ujar cowok kelahiran Surabaya, 2 maret
1970 ini buka kartu. Walau
dibentuk di Jakarta namun
panggung debut Rotor justru
terjadi di Taman Topi, Bogor,
dalam pergelaran rock yang digeber oleh sebuah radio swasta
disana, kuartet thrasher ini
menggung bareng sejawat metal
di Jakarta, diantaranya Atomic
dan Allen Scream. Kala itu mereka
masih mengusung repertoar milik Sepultura. “Sepultura-nya di album Schizophrenia”, kenang Irvan. Tepat setelah manggung
pertama, dua orang personel
Rotor mengundurkan diri dari
band. Seto masuk menjadi gitaris
Sucker Head dan Didik bergabung
menjadi bas Roxx. “Seto Cuma sempat lima kali manggung
bareng Sucker Head untuk
menjadi band pembuka konser
Slank, setelah itu dia cabut juga
disana.” Sampai sini, Rotor yang tinggal dihuni dua personel itu
kemudian untuk yang kedua
kalinya manggung di kampus
“Metal” milik pujanggawan Sutan Takdir Alisjahbana yang terletak
di bilangan Pejaten; Universitas
Nasional. “Ketua panitia acaranya saat itu si Ucok Batara (mantan
vokalis Edane)”. Sayang, Irvan lupa siapa yang bermain bas di
Rotor pada waktu itu. Pertama ia
bilang Judapran (mantan basis
band epigon GN’ R, Razzle) namun kemudian segera diralatnya “Kalo nggak salah pemain basnya Ucok
‘ Ngantuk’ . Tapi dia nggak tahu lagunya Rotor, Cuma asal main
saja. Pokonya panteng di kord E
terus, pasti masuk. Thrash
metalkan kebanyakan kordnya
disitu aja. Uniknya, ketika hal ini
dikonfirmasi langsung kepada Ucok ‘ Ngantuk’ keesokan harinya, gitaris yang sekarang
bermain di Brain The Machine ini
membantah “Gue memang pernah ikut audisi sebagai basis Rotor. Itu
juga di studio, bareng kandidat
lain, tapi nggak pernah manggung
dengan Rotor.” Singkat kata, setelah Juparan resmi bergabung
dengan rotor, trio ini lantas
menggarap demo tape dengan
system rekaman live si studio One
Feel. Jangan bayangkan demonya
keren kayak zaman sekarang. Demo tape Rotor itu masih
tradisional banget “Cuma dua track, left- right, isinya gitar dan
dram doing, nggak ada vocalnya.” Bermodalkan kaset demo
“primitife” itulah Irvan nekad menawarkan konsep musik
mereka ke label-label rekaman
besar yang ada di ibukota dan
ternyata… gagal !! Nggak satupun label tertarik untuk mengontrak
band dengan musik se-ekstrem
Rotor pada waktu itu. Kredo bagi
anak metal adalah pantang
frustasi! Semboyan ini amat
dipercaya oleh Irvan yang memang ia akui sendiri punya
watak keras dan ambisius. Tak
lama setelah “penolakan- penolakan” tadi, Irvan yang supel ini bertemu dengan Pay Siburian
(waktu itu masih gitaris Slank)
dan vokalis rock (almarhum) Andy
Liani. Pergaulannya dengan para
rock star local itu tentu dengan
harapan bias mengenjot nama Rotor ke level selanjutnya
”waktu itu anak-anak lain kayak Armand maulana, Thomas, Baron
(Gigi), Anang dan Kidnap Katrina
masih ‘ gembel. Yang udah jadi superstar suma Slank doang.
Anang sendiri dulu belum pacaran
sama Krisdayanti, baru didemenin
aja.” Kenang Irvan sembali tersenyum. Proses bergaulnya
Irvan dengan rocker-rocker old
skool ibukota tadi cukup gila-
gilaan. Ia mengatakan, “zaman dulu kalau udah nongkrong, bisa
dua minggu
lamanya gue baru pulang
kerumah. Bawa gitar dan ampli
kecil gue hidup nomaden dari satu
studio kestudio lainnya. Ngikutin Pay sama anak-anak aja,
misalnya hari ini garap Anggun (C.
Sasmi) dan Anang di Studio Triple-
M, besoknya Ita Purnamasari di
studio JK di Pluit, gitu terus.” Berkat jasa Pay, di awal 1992
Irvan ditemani Andy Liani lantas
bertemu Seno Adjie, bos label
rekaman AIRO. Di depan adik
kandung maesenas Setiawan
Djody itu, Irvan cuek saja menyetel demo tape primitif tadi.
Seketika juga Seno binggung pas
tahu demo tape itu masih
instrument dan nggak ada
vocalnya. “Gimana mau nilainya, nih?” kata Irvan menirukan ucapan Seno. “Ya udah (kasetnya) di rewind aja,” balas Irvan enteng. Walhasil , begitu
tape dimainkan dan musik
berkumandang, “bernyanyilah” Irvan secara live di depan calon
produser Rotor tersebut. “Gue teriak-teriak kayak orang gila di
dalam ruangan dia. Mas Seno
Cuma benggong dan geleng-
geleng kepala, sementara Ali
Akbar dan Andy Liani pada
ketawa-tawa.” Kenang Irvan bangga. Kebetulan, nggak lama
kemudian Setiawan Djody
mengundang band thrash metal
Brasil, Sepultura untuk menggelar
konser di Jakarta dan Surabaya.
Mendengar pahlawan metal pujaannya bakal datang, Irvan
langsung saja menyatroni raja
tanker itu di kantornya untuk
mendaftarkan Rotor sebagai
supporting act Sepultura,
menurut Djody, Irvan CS kalah cepat dengan Eet Syaranie dan
Ecky Lamoah dari Edane, “Kalau kamu datangnya sebulan yang
lalu aja, pasti bisa. Tapi sekarang
kita udah teken kontrak sama
Edane,” tukas Irvan menirukan ucapan Djody. Sukses membuka
konser Metallica di stadion Lebak
Bulus, Rotor keesokan harinya
diundang untuk ikut dalam
farewell party yang
diselenggarakan di Hard Rock Café Jakarta. Sempat terjadi
“insiden” kecil antara Irvan dengan Kirk Hammet waktu itu.
Ceritanya begini, ketika
nongkrong di satu meja, gitaris
Metallica yang berambut kriwil iru
menawarkan makanan kepada
Irva. Dasar orang melayu, Irvan menolak dengan haluis
tawaran Hammet tesebut. Melihat
tawarannya ditolak, kontan saja
Hammet marah dan meninggalkan
meja makan. “Dia salah interprestasi. Kebiasaan orang
Indonesia kan kalo ditawarin
sesuatu pasti nggak langsung
diterima, rada sungkan gitu,
belakangan baru deh disabet
hehehehe… ,” kata Irvan terkekeh. Babak baru perjalanan
sebuah band thrash metal local
bernama ROTOR dilanjutkan
dengan hijrahnya Irva, Jodie dan
Judha ke Los Angeles, Amrik. Di
Kota yang terkenal ke seluruh dunia sebagai salah satu
episentrum industri musik rock
dunia mereka coba mengadu
nasib dengan harapan bisa
mengikuti jejak Sepultura, band
Brasil yang sukses menembus Amrik. Saat itu tinggal Reeve saja
yang masih stay di Indonesia “Dia baru belakangan nyusul kita ke
Amrik.” Reeve ternyata nggak nyangka kalo orang Indonesia itu
ramah-ramah, apalagi cewek-
ceweknya. Selama besar di Amrik
dia kan selalu berhadapan dengan
bule-bule yang angkuh. Dramer
Rotor itu sebenarnya sempat mampir ke Los Angeles menemui
personel yang lain, namun ia cuma
bertahan dua hari saja dan
setelah itu malah kembali ke
tanah air. Menurut Irvan, itulah
pertemuannya yang terakhir dengan Reeve karena setelah itu
ia mengaku nggak pernah
bertemu apalagi melakukan
kontak dengan Reeve.
Akhirnya Irvan kemudian
mengambil kesepakatan bersama para personel yang lain untuk
mencari pengganti Reeve. Episode
selanjutnya, bertemulah Rotor
dengan Rudy Soedjarwo, seorang
musisi serba bisa yang juga anak
mantan Kapolri yang tengah kuliah bisnis manajemen di sebuah
perguruan tinggi di sana. Rudy
yang kini ngetop menjadi
sutradara film “Ada Apa Dengan Cinta” inilah yang kemudian menjadi Dramer Rotor. Irvan
mengakui bahwa hidup sebagai
seorang musisi pendatang di
Amrik adalah sebuah tantangan
yang amat berat. Menurut suami
Indah (mantan gitaris band metal cewek Joystick) orang Amrik itu
tergolong super cuek “Mereka nggak perduli ada yang salah
dengan cara ngebandnya,” ujar Irvan seraya menambahkan
bahwa mencari popularitas bagi
band di Indonesia jauh lebih
mudah dibandingkan di luar
negeri. “Pesaingnya ketat banget di sana. Bayangin aja, band metal
yang punya musik sama dengan
Rotor dan lagi mencari kontrak
rekaman jumlahnya ada 40.000-
an band waktu itu.” Ketika berada di Amrik, Rotor juga
hanya beberapa kali saja
manggung di sana dan itu pun
masih di lingkungan komunitas
orang Indonesia juga. “Nggak gampang mendapat job manggung
kalo band nggak punya agency di
Amrik,” ujar Irvan menceritakan pengalamanya. Melihat kondisi
yang nggak begitu bersahabat
dengan musisi pendatang ini Irvan
mengaku tetap mencoba
bertahan demi memujudkan
impiannya bisa membus Amerika!. Agar bisa bertahan hidup dalam
jangka panjang di Amrik, Irvan
mengaku tergolong paling hemat
diantara personel2x yang lain.
“anak-anak yang lain sering banget keluyuran dari satu pub
malam ke pub malam yang lain,
termasuk nongkrong di pub
Rainbow yang sering didatengin
artis-artis bokep kayak Joe
Rivera, Ron Jeremy sampai Savannah,” seru Irvan seraya menambahkan kalau dirinya lebih
memilih untuk membuat lagu baru
di studio milik Rudy dibandingkan
nongkrong2x di Pub yang banyak
mengeluarkan biaya. Selain rajin
mengirim 200 promo tape album Behind The 8th ke berbagai label
rakaman-label rekaman yang ada
di Amrik, Irvan juga intensif
mamantau perkembangan musik
di sana dari berbagai majalah-
majalah musik atau jika ada waktu lengang meluangkan waktu
menonton konser band-band
metal local di pub. Ia
menambahkan bahwa sebenarnya
ada 3 label rekaman independent
di sana yang tertarik untuk merilis ulang album debut Rotor
tersebut. “Kesalahan kita justru karena portfolio mencantumkan
pernah membuka Metallica berarti
kita sudah dikontak oleh label
besar di Indonesia,” ujarnya rada menyesali. “Mereka bersedia mengontrak kita asal ada surat
keterangan dari AIRO bahwa label
mereka hanya beroperasi di
Terotori Indonesia saja dan bukan
seluruh dunia. Sayangnya, pas
kita kontak ke tanah air, pihak, AIRO terkesan nggak suportif
merespon hal ini. “walhasil, amblaslah impian Rotor untuk bias
teken kontrak dengan label
rekaman Amrik. “Sebenarnya Cuma ada kemungkinan yang
bakal terjadi untuk musisi
pendatang yang pengen mengadu
nasib di Amrik. Semakin terpacu
semangatnya atau malah frustasi
karena melihat begitu ketatnya persaingan disana, “koar Irvan lagi. Sayangnya, justru hal yang
kedua lah yang terjadi pada
Rotor. Menepisnya kondisi
keuangan dan mental yang telah
patah arang membuat masing-
masing personel Rotor kemudian membanting stir untuk bias
bertahan hidup di negeri orang
dengan cara mereka masing-
masing. “Jodie pergi ke San Fracisco sementara Judha
berangkat ke Alabama untuk
bekerja di pabrik pengolahan
ayam. Gue sendiri saja yang masih
bertahan di Los Angeles" Rotor
kembali ke tanah air dengan tangan hampa. Jodie memutuskan
cabut dari Rotor dan membentuk
band baru, Getah. Rotor sempat
merilis tiga buah album dengan
arah musik yang berbeda,
sebelum akhirnya pemain bas mereka, Judhapran, meninggal
dunia karena ketergantungan
obat

ROTOR .... EPISODE MENARIK SEBUAHLEGENDA METAL INDONESIA




Aku
masih ingat pada tahun 1993
- 94, tahun yang begitu hebat
dalam masa pencarian jati diri
yang begitu kuat . nah di tahun itu juga aku mulai mencoba
mendapatkan info apakah atau
dalam pertanyaanku adalah ada
nggak band metal Indonesia yang
benar-benar metal ?? tidak
mesti selalu ada jawaban untuk ini,Lewat berbagai media seperti
majalah dan koran (tentunya
internet belum ada pada masa
ini) seperti majalah HAI yang
banyak berisi info tentang
metal ,memang pada masa itu belum terjawab secara tuntas
karena band yang bermunculan
notabene adalah metal yang
tidak powerfull seperti Rudal,
Valhalla atau yang terakhir
adalah Aceh rock band. Memang sih ada power metal tapi dulu
aku paling nggak puas jika ada
band yang membawakan
instrumen keyboard di dalamnya.
Dari kesemuanya itu belum bisa
dikatakan mereka itu 100% metal extreme tapi masih berbau
rock and heavy metal. Sebuah
penantian yang panjang akhirnya
album yang saya review ini
keluar “ behind 8th ball” , sebuah album yang sarat dengan
kontroversi dan melawan arus.
Bangga ??.... tentu sangat
bangga sekali. Di masa yang
begitu jarang band metal di
indonesia yang bisa rekaman secara mayor label, ternyata
rotor bisa menjawab pertanyaan
itu. Memang bukan kebetulan jika
mereka bisa mengeluarkan
sebuah album masterpice
sepanjang masa tapi karena pada tahun 92 an adalah masa
kebangkitan metal dunia dan
Indonesia di mulai dari Komunitas
kecil di berbagai daerah
terutama Bandung dan Jakarta ,
Surabaya dan Medan dan tak terkecuali Jepara belum
berkembang seperti sekarang.
Rotor tidak bisa dipisahkan dari
satu tokoh penting beliau adalah
Irvan sembiring (IRS), sebuah
nama yang fenomenal dan sangat dihormati dikalangan
metal di Indonesia. Dikemudian
hari beliau juga membuat proyek
besar yang melambungkan nama
metal Indonesia ke Permukaan
yang tak lain adalah “Metalik Klinik”. Personil pendukung yang setia adalah Bakar dan Judapran
(RIP). Emang sebelumnya mereka
sudah sering gonta ganti
personil. Bahkan setelah mereka
menjadi band pembuka Metallica
pada saat tampil di Jakarta pada saat itu vokal utama di isi oleh
Djody Gondokusumo (Vox pada
lagu Spontaneous live) yang
kemudian hari sebelum meninggal
membuat band ghotic “getah” dengan tyo nugros. Meski album “ Behind 8th ball “ musiknya sangat sederhana
namun untuk ukuran dulu adalah
sebuah masa yang sangat jarang
mendengarkan musik metal yang
keras ala sepultura dan sedikit
campuran metallica. Ada yang bilang aliran musik mereka
Thrash Metal namun ada juga
yang mengatakan
deaththrash.....setiap orang bisa
berbeda persepsi tentang
mereka. Khusus untuk lagu Gatholoco
yang berlirik bahasa jawa
memang menjadi lagu favorit
saya dulu, setiap sore saya stel
keras pake tape rakitan dikamar
dengan 2 salon speaker yang lumayan keras suaranya
He..he..he.. untung aja tetangga
serta orang tua di rumah udah
pada mahfum dengan
hobbyku.pas saat pita kaset
masuk ke lagu tersebut sedikit konyol dan kekanak-kanakan
volume tape rombeng langsung
ditambahi biar tambah kenceng,
tapi maklum namanya juga
bangga karena band ini kok
menyanyikan lagu jawa he...he...he.... dan lagu pluit phobia
yang masih sangat jelas
sejarahnya adalah pada tahun
1992 kepolisian yang masih
bergabung dengan ABRI
mengeluarkan undang – undang lalu lintas yang masih aneh dan
cenderung represif kepada
rakyat kecil ...dan Rotor dengan
sangat cerdas menangkap
fenomena sosial seperti ini
menjadi kritik dan umpatan lewat lagu (ini baru Metal bro !!!)
Sayang koleksi pita kasetku
untuk album ini udah lenyap tak
berbekas di ambil orang.Yang
tersisa adalah album eleven keys
doang.emang setelah mengeluarkan album yang
berbau industrial , rotor
mentransformasikan dirinya
lewat perenungan yang
mendalam lewat beberapa lagu
religi (Mungkin ini adalah pendewasaan spiritual dari IRS).
Tanpa mengurangi jasa mereka ,
Rotor tetap sebuah bukti bahwa
metal Indonesia pernah berjaya
dan tiada pamrih untuk berjuang
demi sebuah pandangan hidup yang Ideal.
Sangat beda jauh dengan masa
sekarang, dimana globalisasi dan
kemudahan menjadi sarana
penghancuran nilai penting dari
idealisme extreme metal.sebuah band metal atau yang ngaku
metal tak perlu bersusah payah
untuk mencetak uang tanpa
berusaha untuk menyampaikan
pesan dan kritik sosial secara
arif dan benar.....semua hanya demi ketenaran dan uang. FUCK
EMO (musik sampah) !!!!! tapi aku
nggak usah bersusah
payah untuk mengumpat dengan
keadaan sekarang, satu hal yang
kusyukuri adalah aku tetap begini dari dulu dan sekarang
tanpa mengganggu orang lain dan
menghujat secara verbal
kepihak lain....meski
kenyataannya justru musik yang
aku cintai ini menjadi bahan olok- olokan anak jaman saiki (sabar...
sabar, tetap yakin dengan hal
yang kuyakini) yang penting kalo
aku nggak suka ya nggak suka
dengan musik selain extreme
metal. Kalo situ nggak suka musik metal ya udah diam aja jangan
komplain itu baru namanya
dewasa crot !!!!

Rabu, 09 Februari 2011

DEAD VERTICAL




band yang didirikan
pada 22 Nopember 2001 di
sebuah kawasan pinggiran
Jakarta Timur, dengan formasi
awal Iwan-Vocals, Boy Guitars/
Backing vocals, Bony-Bass dan Andriano-Drums. Seiring dengan
berjalannya waktu maka seperti
lazimnya band-band lainnya Dead
Vertical telah mengalami
beberapa kali pergantian personil,
yakni pada pertengahan 2003 Andriano (Drums)
mengundurkan diri karena
kesibukan kerjanya, kemudian
posisinya digantikan oleh Bimo
yang bertahan hingga Maret
2004 (setelah rilis album pertama -Fenomena Akhir Zaman-)
kemudian ia mengundurkan diri.
Selanjutnya posisi Drummer
digantikan oleh Arya dari
(Formyblood) hingga sekarang.
Pada akhir 2005 Iwan (Vocals) mengundurkan diri karena
kesibukan kerja dan posisi Vocals
digantikan oleh Boy sekaligus
tetap memegang posisi Guitars.
Dead Vertical mempunyai arti -
MATINYA HUBUNGAN VERTIKAL ANTARA TUHAN DENGAN MANUSIA-.
Nama ini terinspirasi oleh
fenomena kehidupan di era
sekarang dimana dunia telah
dipenuhi oleh kebencian,
kekacauan, pembantaian, dan penyesatan secara global karena
banyak manusia yang telah
melupakan Tuhannya. Dead
Vertical terinfluence oleh band-
band seperti Napalm Death,
Terrorizer, Slayer, Sepultura, Brutal Truth, Righteous Pigs,
Massacre, Nasum, Lock Up, Rotten
Sound dan lain-lain. Lirik- lirik
yang diteriakkan bertema sosial
dan seputar kehidupan sehari-
hari yang dikemas dalam bentuk genre Grindcore. Hingga saat ini
Dead Vertical telah menghasilkan
beberapa karya musik antara lain
Split tape dengan band Hardcore
Philipina- Human Error (No Label
rec 2003), Album Pertama - Fenomena Akhir Zaman- (The Eye
Music 2004), Mini Album -Global
Madness-(Dead Vertical 2006),
Album kedua - Infecting The
World-(Rottrevore records 2008)
dan beberapa kompilasi Death Metal,Punk- Hardcore


track lists:
DEADLY MOUTH
FALSE PRAYER
WASHING THE RED
PLAY WITH DEATH
GLOBAL WARMING
HELL OF WORLD
NO SUICIDE
BLACK STORM
POLEMIK
FLOOD
GENOCIDE STILL ALIVE
CONSPIRACY
BORN THE CHAOS
ELIT
BLEH
MY SUFFERING
BUTA


line up
>Aryablood ( Drum )
>Bonz ( bass )
>Boy ( vocal - gitar )


cöntact
Boy
Jln Cempedak 1 no 74 RT 02/03
Kel.Tengah - Kramat jati jakarta
13540 http://www.myspace.com/verticaldead


DEAD
VERTICAL kembali sign dengan
kita untuk merilis album ke 3
mereka yang berjudul " PERANG
NERAKA DAN BUMI " album ini akan terasa berbeda di
kuping kalian semua..karena
mempunyai perbedaan yang
sangat dibanding album kedua
mereka "INFECTING THE WORLD " mereka akan segera masuk
studio rekaman pada bulan
maret 2011 ini,tepatnya di
studio RINTOP jakarta timur album ini akan lebih intense di
album infecteing the world.. keep it fucking grind!!


Dead vertical - Global warming

KILLHARMONIC




killharmonic didirikan dan
terbentuk di Kediri-Indonesia
pada awal 1997 oleh Innu sebagai
frontman/conceptor. Di waktu
pertama mereka memainkan
death metal / Thrash,tetapi sekarang musik mereka lebih
brutal, teknikal dan lebih berat.
Mereka bermain lebih progresif
dan kompleks, dan mereka
memanggilnya sebagai
symphonichaos gorechestra death metal yang teknikal yang
progresif.Pada Juli 2000 mereka
memasuki Natural Studio
[Surabaya] untuk merekam
demotape,mereka merekam
sistem live rekording. Mereka menandatangani untuk die
Production dan demo tittle adalah
-Hatred Diminished In
Dismembered Head- yang berisi 8
lagu menitikberatkan dan
trendcrushing brutal teknik symphonichaos jalan gorechestral
lunatics.dan mengulang
perilisannya atas format CD dan
dilepaskan oleh Rottrevore
Records untuk 500 pcs. Pada
September 2002 band recording kembali dan memasuki Biru Studio
[Solo] untuk merekam album ke2
mereka berjudul-Hate That Never
Set- yang berisi 9 lagu
symphonichaos gorechestra
death metal. Enam lagu baru di ulang kembali, dua lagu yang
dikeluarkan dari-Hatred
Diminished In Dismembered
Head-.Mereka ditandatangani
kontrak rekaman dengan metal
ground records - jogjakarta-. Secara musikal, Killharmonic yang
dipengaruhi oleh Mortal
Decay,Cryptopsy, Martir,Nil,Hate
Eternal,Gorgasm,Symphony
X,Aghora, Tony Macalpine,dan
untuk album terbaru dengan title-Human race disgrace-
Killharmonic kembali menjadi
bagian dari label Rottrevore
records.dengan 8 lagu terbaru
dan cover song dari band death
metal legend DEATH yaitu crystal mountain.pada album ini yayat
achdyat produser dari Burgerkill
memegang mixing dan mastering
yang di laksanakan di studio
chamber 70.

Supressed Denied Controlled
Self Destruction
Nothing Has Been Gained
The Twelfth Gate
Bloodshed Murder
Soul Burn
The Prey
Dark Path
Crystal Mountain (Death Cover)

Innu (guitar)
B-Lee (drums)
Matto (Vocals)
Deni (Bass)

BOOKING CONTACK
Aretha Christy Domas
ROTUS MUSIC
Soekarno - Hatta I Aster 4
Kediri 64182 - Indonesia
Telp : 0354-683160 / 08121737853
Email : innu@justice.com http://www.myspace.com/killharmonicmetal


Live in JAKARTA DEATH FEST 8/8 10

Tengkorak Legenda Itu Telah Kembali!



Pada akhir tahun 1993 Ombat,
Danang, dan Yoyok membentuk
band bernama TENGKORAK.
Dengan karakter music yang
dipengaruhi oleh salah satu dari
pionir band grindcore asal Inggris yaitu NAPALM DEATH. TENGKORAK
awalnya terdiri dari empat
orang: M. Hariadi 'Ombat
"Nasution (vokal), Danang
Bhudiarto (Bass), Yoyok Radianto
(Guitars), Denny Julianto (Drums). Kemudian, Pada musim gugur
1994 Adam Mustofa bergabung
menjadi gitaris di line up ini,
TENGKORAK adalah band
Grindcore pertama dengan
sentuhan kematian brutal yang dirilis mini "Demo Tape" Album di
Jakarta. Judul adalah "It's a
Proud to Vomit Him "
mengandung dari 4 lagu yaitu:
Primitive Jokes, Aggression, The
Grave Torment dan Bencana Moral (sebuah lagu dalam bahasa
Indonesia). Setelah bermain beberapa
pertunjukan dalam
mempromosikan rilis pertama,
Adam berhenti karena sibuk
dengan pekerjaan sehari harinya!
Tetapi. band masih menetukan aturan main alias tetap berjalan,
walau berjalan hanya dengan
satu gitar, kepergian Adam tidak
memberikan dampak minus pada
musik Tengkorak! Pada awal tahun 1997,



TENGKORAK

mencoba untuk
menyebarkan kaset hingga
merchandise mereka yang ke
seluruh dunia Underground
dengan mengirimkan barang- barang mereka ke pedagang
kaset, distro, band, majalah,
label dll Siapa pun yang terlibat
dalam scene Underground dan
jaringan yang mereka rintis!
Upaya ini membuat hasil yang baik, TENGKORAK telah menjual
kaset demo mereka tidak hanya
di Indonesia tetapi juga di
negara-negara lain di seluruh
dunia. Setidaknya TENGKORAK
membuktikan keberadaan band- band Underground Indonesia! Hal
ini dapat terjadi dengan bantuan
besar distro, majalah, band dan
semua jaringan pedagang indie
label dari negara-negara lain
hingga menembus USA, MALAYSIA, JEPANG, PERANCIS, REP CEKO.,
RUSSIA, LATVIA, SPAYOL, POLANDIA,
BELARUSS, KANADA, SINGAPUR,
INDIA, THAILAND, BELANDA,
MEKSIKO, ITALIA, BRUNEI
DARUSALAM dan sebagainya.. Salah satu perkembangan dari
semua itu adalah salah satu
distro dan perusahaan rekaman
jepang (BLOOD BATH RECORDS
JAPAN) tertarik pada TENGKORAK.
Dan Bloog Bath Recordpun merilis mini album Tengkorak yang
berisikan 7 lagu di Jepang, itu
membuat TENGKORAK menjadi
band Underground Indonesia
pertama yang merilis album di
luar negeri! Judul albumnya adalah "Dying Poor". Pada bulan November 1997,
TENGKORAK kembali masuk studio
rekaman untuk merekam satu
lagu berjudul "Konflik 'untuk
Kompilasi Metalik Klinik
(Indonesian Underground Compilation ) tidak lama setelah
mereka mendapat kesepakatan
dengan salah satu perusahaan
rekaman terbesar di Indonesia
yaitu Musica ! dan mempelopori
band-band Indonesia lainnya untuk ambil bagian dalam proyek
ini! Akhirnya, pada akhir
Desember 1997 "Metalik Klinik"
kompilasi beredar di toko kaset
nasional dan semua itu
didistribusikan di seluruh Indonesia oleh MUSICA RECORDS
INDONESIA . Sampai Januari 1998,
Sudah terjual 60,000 eksemplar
hanya di Indonesia! Namun dibalik semua itu.
Tengkorak harus memecat
drummer lamanya yaitu Denni
Julianto, kita tidak bisa
bersamanya lagi karena sikap
buruknya diantara kita semua! Jadi setelah itu Tengkorak
sempat bermain dengan bantuan
drumer auditional bernama Donni
dari band tetangga kita
SUFFERING. Dan setelah lama bermain dengan
konsep satu gitar, akhirnya
Tengkorak menambah line up
gitarisnya dengan kehadiran
Segera Hella Tanisai (mantan
gitaris Trauma) menggantikan posisi Adams yang mengundurkan
diri sejak lama. Setelah bermain
di dua pertunjukan, Tengkorak
memutuskan menjaga
Donnirimata sebagai anggota
tetap, dan akhirnya Donnirimata meninggalkan Suffering band
lamanya untuk bergabung
dengan Tengkorak. Maka formasi
personel Tengkorak saat itu
adalah: M. Hariadi "ombat"
Nasution, SH., (vokal), Danang Bhudiarto, SH. (Bass ), Haryo
"Yoyok" Radianto, SI-H (Guitars),
Hella Tanisan (Guitar), Donni
Rimata (Drums). Maret-April 1999, TENGKORAK
kembali masuk dapur rekaman di
Magenta Studio untuk merekam
full album pertama yang berjudul
Konsentrasi MASSA. Album ini
berisi 20 lagu, seperti OKNUM, ASAP TEBAL, GAWEAN REGET,
PRIMITIF JOKES, KEMELUT,
KONSENTRASI MASSA, SPEKULASI
BISNIS, PENJILAT, PRESTASI GILA,
BURUH, BISNIS EJAKULASI, CACAT
POLITIK, DOSA KELUARGA, BENCANA MORAL, DISKRMNASI, CHAOS OR
RIOT, AZTEK, DOGMA, PROPAGANDA
etc. Konsentrasi MASSA album
yang diproduksi oleh ROTOR CORP
dan didistribusikan secara
nasional oleh MUSICA STUDIO'S. sebelumnya dibagikan oleh
rekan-rekan kerja di jaringan
label indie Tengkorak di seluruh
dunia. Album ini diharapkan bisa
tersebar luas menembus
komunitas – komunitas metal di Israel, Belarus, Republik Czeh,
Portugal dll. Satu bulan kemudian, Heilla
Tanissan keluar dari band karena
alasan tersendiri ( digantikan
oleh moron diketahui bernama
Opick di awal 2000). Diikuti oleh
drummer kami keberangkatan setahun setelah itu, untuk
membayar lebih banyak
perhatian di ruang kerjanya,
namun Denni Julianto (TENGKORAK
drummer lama) bergabung
kembali pada musim gugur 2001. Namun Denni tidak seserius yang
diharapkan oleh Tengkorak
untuk fokus pada eksistensi
band ini karena kesibukan beliau.
Jadi Tengkorak lebih berharap
memiliki Drummer seperti Donnirimatauntuk ada bersama
tim setelah komunikasi ulang
untuk menselarakan kesibukan
Tengkorak dengan kesibukan
kerjanya. Dan Tengkorak kembali
dengan komposisi dua gitar ditambah 3 orang yang siap
merobek telinga para
pendengarnya. April 2001 Album Tengkorak yang
berjudul Konsentrasi Massa dirilis
ulang di Negara Jepang. Dan
pada bulan Mei 2002 TENGKORAK
langsung melakukan tour 16
tempat dengan nama tur MONSTER OF ROCK TOUR (Gudang
Garam Tour) dengan Suckerhead,
Edane, PAS, pengkhianat. Bersamaan dengan tur Monster
Of Rock, pada bulan Mei 2002
juga, TENGKORAK kembali masuk
studio untuk merekam "Pluit
Phobia", sebuah album tribute
untuk ROTOR proyek yang dihasilkan oleh Rotorcorp &
Sebelas April Rec. berisi dari 12
band Indonesia ditambah satu
band Malaysia SIL KHANNAZ.
Segera setelah proyek ini,
TENGKORAK akan menyiapkan materi untuk album berikutnya
Dengan Judul Abum "DARURAT
SIPIL" berisi 14 lagu dan Outro
pada bulan September 2002.
Tengkorak masih dikenal sebagai
grindcore dengan music cadas yang gila dan masih
menyebarkan penyakit grindcore
pada penggemarnya di seluruh
dunia! Namun Tengkorak sempat
memutuskan membubarkan diri
pada tahun 2008. Dan melakukan
tur terakhir mereka di tur
Monster Of Rock 2008 bersama
SIKSA KUBUR – QISHASH – GELAP – BOROX – BLACK RAMSTEIN – DARKNESS – INHUMANITY – BORGOL – BROWNSHIT – SORROW – BLEEDING MERRY UNROMANTIC – FILTHBLANK – JHONNY & THE ROCKER SWINDER. Hal ini telah membuat gempar
dunia metal tanah air. Salah satu
icon penting bahkan salah satu
pendiri scene metal dan
underground tanah akhir akan
berakhir. Terutama kepada penggemar Tengkorak
dilapangan yang didapati oleh
redaksi Berandalan Puritan,
banyak yang tidak setuju
Tengkorak membubarkan diri.
Setelah menuai banyak masukan baik dari pemerhati komunitas
metal hingga kritik dari para
Penggemarnya. Di tahun 2009
Tengkorak kembali kepada
eksistensi alias tidak jadi bubar. Ombat Tengkorak memberikan
penjelasan bahwasanya memang
Tengkorak seperti mengalami
perubahan ideology 180 derajat.
Topic – topic yang diangkatpun memang memiliki khas tersendiri.
Jika selama ini metal identik
dengan alcohol, seks bebas,
narkotika dan hal hal negatif
lainnya maka dengan tegas
Ombat menyatakan “Tengkorak dari dulu berjuang sendiri, mau
band selevel Slayer, Napalm
Death hingga Lamb Of God dah
paham gue, buat Tengkorak
semua band yang ngajarin
sesuatu yang merusak generasi muda mereka itu musuh
Tengkorak”. Memang secara factual. Topic – topic anti zionis sangat kental
dalam syair syair Tengkorak di
persiapan album terbarunya
nanti. “Musik ini senjata, sama seperti senjata AK47 yang
dipakai mujahidin untuk lawan
penjajah. Begitupun Tengkorak” jelas Ombat dalam sebuah
obrolan ringan di pelataran
Masjid Agung Al Azhar dengan
redaksi Berandalan Puritan. Daus gitaris dari band crustcore
Gunxrose juga mengatakan “satu hal yang berbeda antara
Tengkorak dan band metal
lainnya, Tengkorak itu bisa
masuk baik di kalangan atas
hingga kalangan bawah. Mungkin
karena mereka memang telah melewati fase perjuangan benar
benar dari bawah. Dan kalau
ngobrol sama Ombat, gue seperti
tidak melihat ada jarak antara
seorang artis dan penggemar.
Ombat bisa asyik, dan membaur dengan siapa saja, mereka punya
masa dengan atau label Fans
tengkorak”. Sedangkan Udenk eks gitaris The
Cruel dan vokalis Bumbklaat yang
sekarang ada di band The Roots
Of Madinah mengatakan: “salam aja buat Ombat..salam jihad dari
gue” Tengkorak adalah icon
legendaries yang tidak bisa
ditandingi. Mereka memulai karir
mereka dari nol besar hingga
menggebrak dunia metal hingga
ke scene global metal. Mereka kembali! Mereka eksis! Dan
semangat mereka tidak akan
mati! Ya benar Tengkorak Rules!

Total Tayangan Laman

theremon666@gmail.com
DOWNLOAD:
VOLTURYON - Coordinated Mutilation (2011) genre:Death orgin:Sweden BENIGHTED - Asylum Cave (2011) genre:Death/Grind orgin:France IMPRECATORY - Mortal Intestines Decay [2005] Genre(s) : Brutal Death metal Origin : Indonesia (Bandung) Band: Outlander Origin : Indonesia (Pontianak,West Borneo) Genre(s) : Slamming Brutal Death DEAD SQUAD - Horor Vision (2009) Indonesia (Jakarta) Genre(s) : Tech. Brutal Death Morbid Angel - 1989 -Abominations of Desolation Morbid Angel - 1991 - Blessed Are The Sick Morbid Angel - (1990) Altars Of Madness Morbid Angel - 1993 - Covenant Morbid Angel - (1995) Domination Morbid Angel - (1996) Entangled in Chaos - (Live) Morbid Angel - (2000) Gateways To Annihilation Morbid Angel - (2002) Tyrants From The Abyss (Tribute to Morbid Angel) Morbid Angel - (2003) Heretic Morbid Angel - (2005) Ignominious - Part REMON INSIDE™ Brutal Music Reviews

Cari Blog Ini

REMON INSIDE™ :
free counters