Sabtu, 30 Juli 2011

APA HUBUNGAN MUSIK METAL & BLACK METAL DENGAN SATANISME? ›

Ini adalah pertanyaan yang
sering dilontarkan, baik
oleh orang diluar
penggemar metal, maupun
para metalheads sendiri.
Seringkali pembahasan mengenai hal ini disertai
perdebatan, karena
ketidakfahaman masing
masing pihak secara
komprehensif terhadap hal
ini.

Untuk menelusuri sejarah
masuknya unsure
satanisme dalam musik
metal, kita kilas balik ke
masa lalu, melihat akar
musik metal, yaitu musik rock.
Musik rock lahir sebagai
bentuk ekspresi kebebasan,
pemberontakan terhadap
keadaan yang serba
seragam dan teratur. Hal ini merupakan jiwa dari akar
musik yang lebih tua, yaitu
musik blues. Musik blues
berasal dari kebudayaan
warga afrika-amerika yang
kehidupannya termarjinalkan, minoritas
yang mendapat perlakuan
rasis dari mayoritas warga
kulit putih. Semangat
kaum inilah yang
menghidupkan musik rock pada awal kemunculannya.
Dengan tujuan mencapai
ekspresi yang lebih kuat,
suara yang lebih berisik,
maka muncullah musisi
sekelas Jimmy Hendrix dengan gaya permainan
gitar elektrik
berdistorsinya. Selanjutnya
musik rock ini terus
berkembang, lebih kaya
nuansa, lebih berisik, teriakan vokal yang lebih
ekspresif sebagai ungkapan
berontak. Di masa 60-70-an,
hadirlah para legenda
musik rock seperti Deep
Purple dan Led Zeppelin.

Black Sabbath, yang hadir
pada tahun 70-an, banyak
di tasbihkan sebagai band
heavy metal pertama di
dunia. Dengan lirik yang
lebih pribadi, seringkali cenderung gelap, murung,
disertai riff riff gitar yang
lebih heavy dibanding
musik rock sebelumnya,
Black Sabbath mulai
memperkenalkan unsur pembentuk musik metal.
Terlebih lagi ketika lahir
band Judas Priest, maka
pola awal heavy metal
telah terbentuk, setelah
Judas Priest menghilangkan unsur blues pada musiknya.
Seperti diketahui, skala
nada blues cenderung
bersifat ceria/ berjiwa
positif, sedangkan Judas
Priest menghadirkan riff yang terinspirasi musik
klasik, skala nada yang
sifatnya lebih kelam.
Setidaknya tercatat
seorang anak muda tewas
bunuh diri setelah menyimak lagu Judas
Priest. Sedangkan band
Motorheads
memperkenalkan
perkawinan musik rock/
metal dengan irama musik punk yang cepat, liar, dan
brutal.

Tahun 80-an, ketika industri
musik pop komersial maju
begitu pesat, para pecinta
musik rock/ metal pun
mengadakan perlawanan
yang sengit mengatasi segala trend yang hadir,
menunjukan ekspresi yang
lebih ekstrim lagi dari
sebelumnya. Untuk
melawan semua gimmick &
image musik pop yang manis, trendi, penuh cinta,
penuh energi positif, para
musisi metal menghadirkan
suasana kebalikannya,
yaitu kegetiran hidup,
hitam, penuh kebencian,dan berbagai
energi negatif.

Buah dari gaya hidup liberal
dan kapitalisme, unsur
unsur satanic mulai masuk
ke dalam musik metal,
sebagai ekspresi kebencian ,
kekecewaan dalam hidup, juga sebagai gimmick,
bumbu, untuk
membedakan identitas
mereka dengan penggemar
musik pop.

Sejak awal tahun 80-an,
para musisi metal telah
bermunculan dengan
beragam ekspresi yang
merupakan pengembangan
dari semua hal tersebut di atas. Lagu-lagu bertema
kegelapan, hari kiamat,
penyiksaan neraka, dan hal
hal lain yang tidak akan
hadir didalam musik pop
komersial, hadir ditengah kalangan anak muda
pecinta metal, hingga
akhirnya menyentuh
langsung ranah reliji, yaitu
hadirnya lirik lirik
satanisme, menghujat ketuhanan, menyerukan
kejahatan, menyatakan
persekutuan dengan setan,
dan lain sebagainya. Sekitar
tahun 1983, muncullah band
Amon (yang nantinya berubah menjadi Deicide),
diikuti dengan kemunculan
raksasa metal lainnya ,
Morbid angel, yang sama
sama mengkhususkan diri
pada tema satanisme. Bersamaan dengan makin
dikenalnya musik metal,
maka berbagai gimmick
tentang satanisme di barat
mulai banyak digunakan,
seperti simbol salib terbalik, angka 666, penggunaan
berbagai literature kuno
tentang pemujaan berhala
seperti Lucifer, Belial, juga
penggunaan symbol
symbol mistik seperti pentagram, lilin, belati
ritual, dan lain sebagainya.
Disadari atau tidak, akar
dari semua gimmick
satanisme ini sebetulnya
adalah bermula dari ekspresi berontak dan
perlawanan terhadap trend
dan keadaan.

NORWEGIAN BLACK
METAL. BUKAN SEKEDAR
GIMMICK?

Dibandingkan dengan
perkembangan musik
metal di USA dan sebagian
besar Eropa, lain halnya
dengan sejarah musik
metal di daerah Skandinavia, seperti
Finlandia, Swedia, dan
terutama, Norwegia.
Banyak yang beranggapan
bahwa band band black
metal Norwegia menggunakan satanisme
tidak hanya sebagai
gimmick/bumbu saja,
melainkan sebagai gaya
hidup/kepercayaan/
pandangan hidup. Berbagai sumber di internet
mengatakan bahwa
kepercayaan satanisme di
Norwegia lahir sebagai
bentuk kebencian
masyarakat adat terhadap penyebaran agama Kristen
disana, yang
memarjinalkan dewa dewa
kepercayaan tradisional
mereka. Banyak sekali
kasus pembunuhan, pembakaran gereja,
penodaan makam umat
Kristen, dilakukan oleh
para musisi black metal
Norwegia.

Namun bila kita simak
pendapat Ihsahn, motor
band Emperor yang sangat
disegani di sana, dia
mengatakan bahwa semua
itu hanyalah ekspresi melawan arus, ekspresi
pembangkanan terhadap
semua hal yang
normal,yang lazim. Varg
Vikerness, sang ikon black
metal Norwegia mengatakan, bahwa
gerakan musik mereka
sama sekali tidak ada
sangkut pautnya dengan
gerakan satanisme di
Amerika serikat, gereja setan yang didirikan oleh
sang penulis satanic bible,
yaitu Anton Lavey.

Pada perkembangan
berikutnya, black metal di
Norwegia meluas
cangkupan tema nya, dari
mulai tema paganisme,
kegelapan, kekejian peperangan abad
pertengahan, hingga tema
cinta tanah air, yang
melahirkan genre baru,
yaitu Viking metal.

IDEOLOGI MUSIK ADALAH
EKSPRESI PRIBADI MUSISI,
TIDAK MUNGKIN SAMA

Walaupun sangat banyak
sekali musisi metal yang
mengetengahkan literature
satanisme, lengkap dengan
berbagai symbol anti-christ,
angka 666, pentagram, dan lain lain, seolah olah semua
itu dijiwai oleh musisi yang
bersangkutan, tapi
sesungguhnya kita tidak
tahu, apakah semua itu
hanya gimmick/bumbu untuk menarik perhatian,
sekedar ekspresi
pemberontakan terhadap
tren, atau benar benar
ideology sejati sang musisi.

Sudah tidak asing lagi
untuk para metalheads di
dunia, bahwa telah hadir
pula musik “white metal”,
yaitu musik black metal
dengan lirik kebalikan dari tema satanisme, melainkan
tema Christianity. Banyak
band band white metal
memiliki lagu lagu yang
bagus, tidak kalah heavy
ataupun gelap dari sisi musical, lengkap dengan
gimmick corpse paint (cat
muka mayat), spike lengan,
dan lain lain, tapi
mengetengahkan lirik
positif, kisah kisah Kristen, semangat anti satanisme.
Istilah white metal sendiri
sebetulnya hanya
tercermin dari lirik ,
sedangkan dari musik dan
penampilan, mereka tetap dikategorikan musik black
metal.

Selain itu kita juga
mengenal band Rudra dari
Singapura, yang liriknya
menceritakan kisah kisah
dari kitab Mahabharata dan
mitos mitos di negeri Hindustan, terkait para
personelnya yang memang
keturunan India. Kita juga
bisa melihat contoh lain,
seperti band Thagut di
Amerika Serikat ,yang menyuarakan pesan pesan
anti Islam, atau band Nile
yang juga dari USA,
diwakili oleh lagu mereka,
“kafir”, yang isinya
merupakan cemoohan / plesetan ayat ayat surah
Al-Fathihah.

Dengan perkembangan
musik metal yang makin
pesat di seluruh dunia, tema
tema lirik yang lebih
beragam, sesungguhnya
bisa kita lihat bahwa tidak ada hubungan langsung
antara musik metal / black
metal dengan satanisme.
Sejatinya, musik adalah
sesuatu yang universal, dia
bisa didengarkan oleh orang dari agama apapun,
suku bangsa apapun,
kepentingan politik
apapun. Musik didengarkan
oleh telinga, dinikmati oleh
hati, dan terkadang orang terpengaruh atau tidak
peduli sama sekali terhadap
pesan yang terkandung
didalam liriknya. Ini
berlaku untuk semua aliran
musik. Terbukti. Walaupun musik pop banyak
berkisah tentang kesetiaan
cinta, namun para
penikmat musik pop
seringkali terjerumus
kedalam perselingkuhan. Atau contoh lain, penikmat
musik nasyid, yang tema
liriknya selalu tentang
kebaikan, pencerahan,
namun kita tidak tahu
apakah di kesempatan lain sang penikmat musik
nasyid itu membuka
website porno. Begitu pula
dengan musik metal. Para
musisi bebas berekspresi
tentang kemarahan, kebencian, kekecewaan,
satanisme, tapi setahu saya,
sebagian besar penikmat
musik metal hidup normal,
bersahaja, tidak
mencerminkan lagu lagu yang dinikmatinya. Segala
sesuatu tidak bisa
digeneralisir, dicap buruk
seenaknya, disamaratakan,
semua kembali pada diri
sendiri, tanyalah kepada hati masing-masing.

Dengan adanya tulisan ini,
diharapkan bisa memberi
sedikit jawaban atas
pertanyaan berbagai pihak,
yang kerap menuduh
musik metal sebagai musik sesat, musik setan, dan
berbagai tudingan negatif
lainnya.

sumber : hybrid symbiocide

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Laman

theremon666@gmail.com
DOWNLOAD:
VOLTURYON - Coordinated Mutilation (2011) genre:Death orgin:Sweden BENIGHTED - Asylum Cave (2011) genre:Death/Grind orgin:France IMPRECATORY - Mortal Intestines Decay [2005] Genre(s) : Brutal Death metal Origin : Indonesia (Bandung) Band: Outlander Origin : Indonesia (Pontianak,West Borneo) Genre(s) : Slamming Brutal Death DEAD SQUAD - Horor Vision (2009) Indonesia (Jakarta) Genre(s) : Tech. Brutal Death Morbid Angel - 1989 -Abominations of Desolation Morbid Angel - 1991 - Blessed Are The Sick Morbid Angel - (1990) Altars Of Madness Morbid Angel - 1993 - Covenant Morbid Angel - (1995) Domination Morbid Angel - (1996) Entangled in Chaos - (Live) Morbid Angel - (2000) Gateways To Annihilation Morbid Angel - (2002) Tyrants From The Abyss (Tribute to Morbid Angel) Morbid Angel - (2003) Heretic Morbid Angel - (2005) Ignominious - Part REMON INSIDE™ Brutal Music Reviews

Cari Blog Ini

REMON INSIDE™ :
free counters