Minggu, 24 Juli 2011

KONTROVERSI METALCORE: METAL ATAU BUKAN?KONTROVERSI METALCORE: METAL ATAU BUKAN?

Di berbagai forum internet, hal
ini termasuk yang paling
sering dipertanyakan, karena
kemunculannya pada decade
ini begitu deras, dan
melahirkan berbagai sikap, termasuk kubu yang paling
besar adalah yang bersikap
menolak metalcore masuk
kategori musik metal.


Ada point penting sebelum
membahas hal ini. pertama,
musik (metal) bukanlah
agama, yang bisa diyakini
secara absolut, yang nilai nilai
didalamnya tidak bisa dirubah. Musik (metal) adalah
kebudayaan, sub-kultur, sama
seperti kebudayaan lain. Ia
mempunyai sejarah,
mempunyai identitas/ ciri
khas, mempunyai nilai nilai semangat, dan semua
kebudayaan didunia ini
berevolusi, berkembang,
menyesuaikan diri dengan
keadaan, melahirkan
kebudayaan baru. Kita hidup di dunia ini telah terbagi
kedalam ratusan atau bahkan
ribuan kultur/ subkultur yang
berbeda, Menghormati
kelompok budaya yang
berbeda, menghargai nilai nilai yang ada, memungkinkan
kita hidup berdampingan
dalam keberagaman.
Termasuk menghargai para
metalheads, yang telah
puluhan tahun berkomitmen memelihara semangat juang
anti kemapanan yang mereka
pegang.


Ada baiknya kita telusuri
akar jejak musik metalcore ini
sejak awal kemunculannya,
untuk kemudian bisa kita
kaji, apakah metalcore ini
tergolong musik metal atau bukan.

HARDCORE PUNK

Black Flag, Discharge, dan The
Exploited, adalah para peracik
genre hardcore punk ini sejak
tahun 1977-1984, yaitu
menggabungkan musik punk
yang liar, cepat, & brutal, dengan unsur heavy metal
dari Black Sabbath. The
Exploited sendiri musiknya
terus berkembang hingga era
2000-an ke arah yang lebih
ekstrim dengan pengaruh blast beat grindcore ala
Napalm Death. Saat itu pula
Misfits merilis album Earth AD
yang akan menjadi salah satu
panutan musik thrash metal.
Di masa sekarang, Misfits dikenal memadukan style
punk lengkap dengan
mohawk dan army boots
sekaligus ditambah facepaint
dan nuansa horror seperti
black metal. C

ROSSOVER THRASH

Corrotion of Confirmity,
D.R.I , dan Suicidal Tendencies,
memainkan musik perpaduan
antara thrash metal gaya
Metallica & Slayer dengan
musik punk hardcore. Selain itu, Cro-Mags menghadirkan
gaya perpaduan Bad Brains,
Motorhead, & Black Sabbath.
Irama breakdown hardcore
yang bisa memancing
penikmatnya untuk angguk angguk, goyang goyang
badan sampai moshing,
dikembangkan oleh Agnostic
Front pada tahun 1986.
ditambah energi berat dari
thrash/heavy metal dan nuansa chaotic dari punk, bisa
dibilang Agnostic Front inilah
yang merintis metalcore.
Beberapa tahun sebelum
kemunculan Beasty Boys,
Rage Against The Machine dengan konsep rock rap core
nya, di era 80-an ini telah
muncul konsep serupa, yaitu
penggabungan musik metal
dengan rap. Band heavy/
thrash metal yang saat ini telah diakui sebagai salah satu
dari The Big Four, yaitu
Anthrax, menggebrak dengan
lagu Bring The Noise
bekerjasama dengan rapper
Public Enemy. Konsep yang tidak jauh berbeda saat itu
dimainkan pula oleh Faith No
More dan Ugly Kid Joe, dan
lumayan mendapat tempat di
kalangan pecinta rock & metal
setelah video klip mereka rajin ditayangkan MTV.

METALLIC HARDCORE

Memasuki decade 90-an,
Biohazard, Earth Crisis, Shai
Hulud, Strife, dan Hatebreed
memimpin di garis depan band
band hardcore dengan muatan
riff yang diinspirasi heavy & death metal. Selain itu, Pantera
dan Sepultura dianggap band
yang paling bertanggung
jawab dalam menurunkan
tensi thrash metal yang lebih
bisa diterima telinga masyarakat umum, dengan
penggunaan breakdown ala
hardcore dan minimnya
penggunaan mid-paced blast
beat khas thrash metal.

NU-METAL

Terinspirasi metallic hardcore,
yaitu agar musik keras lebih
bisa diterima khalayak , maka
metal mulai dicampur aduk
dengan beragam genre. Limp
Bizkit muncul mengkombinasikan hardcore-
metal dengan hip hop lengkap
dengan turn table DJ nya.
sontak kemunculan mereka
diterima oleh dunia komersil,
dan kesuksesan mereka diikuti oleh membanjirnya
arus tren nu-metal, termasuk
munculnya band Linking Park.
Selain itu, Korn, Disturbed,
Down, Orgy, Creed,
Nickelback, Drowning Pools, dan band lain, meraih
kesuksesan yang sama,
setelah menggabungkan
metal dengan musik
alternative di pertengahan 90-
an hingga akhir 90-an. Ada juga yang mengetengahkan
nuansa death metal yang lebih
kental ke dalam musik
alternative, seperti Slipknot,
walau pada album album
terbaru mereka terus kehilangan nuansa death
metalnya.

Disisi lain, kemunculan
penyanyi Avril Lavigne dan
Marylin Manson mulai
berdampak luas.
Penggabungan gaya punk,
rock , metal, serta dandanan gothic, mulai menjadi trend
fashion dunia. Gaya dandanan
gothic rock dengan eyeliner
hitam dan berbagai aksesori
lainnya ini, lebih lanjut lagi
digabungkan dengan fashion ala harajuku , rambut gaya
kartun jepang, & berbagai
badai trend fashion lainnya.
Gaya seperti inilah yang
melahirkan fashion baru,
yaitu, (fake) emo.

Trend fashion seperti ini
segera disambut pihak label
besar dengan memunculkan
band band alternative pop-
punk seperti Blink 182. Sum
41, Fall Out Boys, dan All American Reject. Dari sinilah
format metalcore dekade
akhir terbentuk.

MELODIC METALCORE

Sejak awal tahun 2000-an,
pola trend musik keras dunia
mulai bergerak ke arah
metalcore. Penggabungan
jenis vokal alternative pop-
punk dengan elemen musik post-hardcore, ditambah
dengan teknik gitar gaya
Gothenburg/ melodic death
metal dibumbui harmoni
melodic punk, melahirkan
musik screamo/ metalcore. Band band yang sudah tidak
asing lagi di telinga kaum
muda di seluruh dunia seperti
Avenged Sevenfold, All That
Remains, Atreyu, Trivium,
Underoath, As I Lay Dying, The Devil Wears Prada, Bullet
for My Valentine, dan Bring Me
The Horizon, menjadi trend
setter yang dimanfaatkan
para produser untuk
mengeksploitasi unsur unsur metal ke dalamnya lebih
banyak lagi. Musik metal yang
terlahir dengan semangat anti
trend, terus dikorupsi dan
dijadikan komoditas jualan
yang menguntungkan, dengan dibumbui berbagai
gimmick, seperti nuansa
gothic, darah, dan satanisme,
tanpa memahami esensi
sebenarnya dari semua itu.

MELIHAT METALCORE DARI
SISI MUSIKALITAS (SUDUT
PANDANG KRITIS
METALHEADS


Tidak ada yang salah dengan
trend, major label, media
besar, komersialisme, dan
fashion. Semua itu sah sah
saja. Semua orang bebas
bereksplorasi bereksperimen dengan seni musik. Juga
bukan berarti sub-genre
metalcore itu tidak layak
untuk muncul. Banyak sekali
musisi metalcore yang
berbakat dan melahirkan karya karya yang berkualitas.
Band muda seperti August
Burn Red dan Chelsea Grin
termasuk diantara para
generasi baru metalcore yang
memiliki energi dan musikalitas yang memadai.
Juga tidak semua band pure
metal itu bagus. Banyak juga
musisi metal yang kurang
berbakat dan hanya
melahirkan karya seadanya. Dan bukan berarti musik
metal memusuhi media besar
dan komersialisme. Band band
metal seperti Metallica,
Megadeth, Slayer, Iron Maiden,
Cannibal Corpse, adalah juga selebriti MTV dengan bayaran
manggung yang luar biasa.
Yang menjadikan mereka
besar adalah konsistensi,
kesetiaan terhadap genre
yang dimainkannya, bekerja keras untuk melahirkan
karya yang masterpiece,
hingga setelah masa berganti,
nama mereka terus melekat
dan melegenda. Mereka tidak
memanfaatkan trend yang ada, mereka setia dengan
semangat ke-metal-an
mereka.

Yang jadi masalah adalah,
ketika sesuatu menjadi trend,
maka semua orang ingin
melakukannya, meniru,
memainkan hal yang sama.
Maka buah dari trend adalah, membanjirnya band band lain
yang hanya ikut ikutan, tanpa
memiliki musikalitas yang
memadai, meniru karya karya
yang sudah ada,
menjadikannya begitu murahan dan menjenuhkan.
Trend tidak hanya terjadi di
dunia major label. Ketika era
2000-an musik brutal death
metal sempat menjadi trend,
banyak sekali lahir band band dengan kualitas asal asalan,
hanya mengandalkan blast
beat, inhale grunting, dan
palm muted riffs guitar.
Akhirnya yang tedengar dari
sekian ratus band hanya bunyi-bunyian berisik yang
seragam. Begitu pula ketika
sempat black metal menjadi
trend pada pertengahan
hingga akhir 90-an, terlalu
penuh sesak scene ini oleh band band yang hanya
mempermalukan musik black
metal bermodalkan
kemampuan minim. Tudingan
tudingan miring, musik
berisik tidak jelas, sok satanik-satanikan, berimbas
luas, akibat sempat
meledaknya musik black
metal ini. Bahkan sang vokalis
legendaris black metal, Ihsahn
(Emperor) sempat mengkritik menjamurnya band black
metal di di daratan Eropa sana,
yang membuatnya risih
menyandang title musisi black
metal, karena pemakaian face
paint, aksesoris dan gimmick satanisme yang berlebihan
tidak ditunjang oleh kualitas
secara musikal. Band Emperor
sendiri akhirnya
meninggalkan gimmick
tradisional black metal seperti face paint, pedang , kapak,
dan lainnya, dan memilih
penampilan lain yang lebih
original, selain perubahan
struktur musiknya, dari
dominasi tremolo pick melodi tradisional menjadi lebih
progressive dan berat.
Inilah yang terjadi dengan
musik metalcore sekarang.

Lebih jauh tentang
musikalitas, ada beberapa
point yang dianggap sebagian
kalangan sebagai pemisah
antara metalcore dengan
musik metal pada umumnya.

Vokal. Teknik vokal scream
yang dilakukan musisi
metalcore, banyak dianggap
sebagai warisan black metal.
Oleh karena itu, sangat
banyak sekali pecinta metalcore yang membumbui
semangat musiknya dengan
satanisme, pentagram, 666,
dan lain sebagainya.
Kenyataannya, teknik vokal
scream itu berasal dari punk dan post hardcore, yaitu cara
bernyanyi dengan cara
menjerit dan berteriak. Pada
musik black metal, teknik
vokal pada umumnya dikenal
dengan sebutan shrieking, schorching, atau screack.
Teknik yang dipraksai
Quorthon (Bathory) pada
tahun 80-an, dan
disempurnakan oleh band
band black metal lainnya, yang pada intinya terinspirasi
oleh suara orang yang
kesurupan setan, seringkali
dimodifikasi agar lebih dalam
ekspresinya dengan nuansa
pekikan vampir, geraman kambing, dan lain sebagainya.
Selain itu terdapat kesalahan
persepsi di mata para pecinta
metalcore, yang mengira
bahwa musik mereka penuh
dengan energi setan, kegelapan, sebetulnya para
dedengkot metalcore banyak
mengambil tema kristiani.
Sebut saja Avenged Sevenfold
yang nama band nya diambil
dari sebuah frase dalam kitab Injil. Juga Despised Icon yang
mengetengahkan tema tema
kristiani selain band lainnya.
Jadi penampilan gothic,
tattoo, dan gimmick lainnya
hanyalah tuntutan komersil, agar kemunculan mereka
diterima khalayak luas.
Teknik vokal clean metalcore
juga berbeda dengan clean
vokal metal, heavy metal,
power metal, gothic metal, Viking metal, doom metal,
yang lebih ke arah klasik/
tradisional. Sedangkan vokal
clean metalcore lebih ngepop,
dipengaruhi punk alternative.
.

. Gitar. Pola partitur gitar
metalcore pada umumnya
berurutan seperti musik pop,
yaitu, intro, verse, bridge,
chorus, kemudian part fill in/
interloud atau kadang diganti dengan breakdown.
Penambahan breakdown ini
dimanfaatkan major label
untuk berpromosi di media ,
bahwa band mereka beraliran
“progressive metal”. Hanya karena bumbu dan sedikit
variasi breakdown.
Pada umumnya metalcore
menggunakan double guitar,
memainkan riff riff sederhana
dengan pola skala nada yang sederhana pula. Pada musik
metal, pola nada pada
umumnya progress,
bertingkat. Struktur lagu
yang rumit, walau tingkatan
kerumitannya berbeda beda. Lagu metal dengan konsep
yang sederhana, misalnya
Nothing Else Matters
(Metallica), sedikit
diperdebatkan pula, karena
secara keseluruhan album Black milik mereka memang
dianggap “sellout”,kacangan,
komersil, oleh sebagian
kalangan.
Tuning gitar metalcore pada
umumnya downtuned, drop D atau drop C, agar terdengar
lebih heavy, berat, sangar.
Perpaduan permainan
downstroke palm muted riffs
dan melodi gaya Gothenburg
metal, seringkali dibumbui teknik arpeggio, kadang
kadang ditambah crosspick.
Semua teknik ini diambil dari
metal, namun ditambahkan
banyak beat breakdown
hardcore dan harmoni punk.

Drum. Pada umumnya teknik
drum memakai mid-paced
blast beat, breakdown dengan
gempuran double pedal, dan
beat beat groove. Semua
merupakan perpaduan dari hardcore dan thrash metal. Saat melihat kedalam tubuh
musik metal sendiri, yang
jelas mendapat pengaruh
musik punk dari sisi
kecepatan dan kebrutalan,
juga musik klasik dari nuansa dan progresi kord, disamping
pengaruh musik lain, tapi
tidak merubah image musik
punk yang tetap punk, musik
klasik tetap musik klasik,
sebagaimana telah dikenal sebelumnya. Musik metal
tidak mengklaim diri sebagai
punk atau klasik. Hal ini
berbeda dengan metalcore
yang telah membiaskan
bahkan merusak image musik metal.

Jika dilihat dari struktur
musik dan soul yang
ditampilkan, umumnya para
metalheads lebih menerima
band band semacam Chimaira,
Caliban, Walls of Jericho, Gojira, God Forbid, Killswitch
Engage, atau Lamb of God
sebagai pengusung metalcore,
daripada A7X, BMTH, BFMV,
Black Veil Bride atau Alesana.
Band-band yang saya sebutkan sebelumnya itu,
mendapat pengaruh kental
terutama dari Pantera dan
Sepultura sebagai pionir
groove thrash metal.

DEATHCORE

Deathcore merupakan
pengembangan lebih lanjut
dari metalcore. Yaitu, sama
sama mengambil unsur metal
(khususnya death metal)
dengan breakdown hardcore dan gimmick trend lainnya.
Pada musik deathcore, yang
masih menjadi bagian dari
metalcore, teknik gitar selain
didominasi palm muted riffs,
juga penggunaan teknik tremolo pick untuk
menambah nuansa brutal.
Blast beat drum sangat umum
pada musik deathcore ini,
yang menunjukan pengaruh
besar dari death metal. Juga teknik vokal high pitch pig
squeal, low growl, dan bumbu
scream ala metalcore. Namun
struktur lagunya sangat
sederhana, sama seperti
metalcore. Kemungkinan besar sub-genre
deathcore ini terinspirasi oleh
Dying Fetus, yang
menggabungkan unsur brutal
death metal, grindcore, dan
hardcore. Namun apa yang dipraktekkan Dying Fetus
(DF), terutama di album
Purification Through Violence,
Destroy The Opposition, dan
Killing On Adrenaline, sangat
berbeda dengan struktur lagu musik deathcore. DF
menyusun komposisi musik
yang sangat rumit, pergantian
irama yang intense, progresi
lagu yang aggressive,
breakdown yang buas,dipadu hyperblasting drum yang
bersahut sahutan dengan
irama jazz, dan partitur gitar
yang sangat rumit. Semua
yang dimilki DF adalah khas
metal, khas death metal. Walaupun grindcore lahir dari
rahim musik punk, namun
outputnya adalah musik
brutal death metal, plain
METAL.

Banyak kritikus yang
mengatakan, bahwa
deathcore adalah musisi
metalcore yang ingin terlihat
& terdengar brutal seperti
deathmetal. Salah satu band pionir deathcore, yaitu Suicide
Silence, banyak disebut
sebagai band miskin skill,
memiliki musikalitas pas
pasan, hanya menjual image
brutal untuk kepentingan komersil, tanpa memahami
esensi/ nilai nilai dari death
metal yang mereka ambil. U

NDERGROUND = METAL ?

Setelah melihat gerakan yang
tidak sejalan antara musik
metal dengan trend, apakah
bisa dibilang bahwa musik
metal sama dengan
underground? Ada berbagai pendapat dan perdebatan
mengenai hal ini. Underground adalah sebuah
gerakan “bawah tanah”,
gerakan yang dimaksudkan
untuk memperjuangkan
sesuatu yang sulit
berkembang bila dijalankan terang-terangan. Ini bisa
berarti gerakan musik,
gerakan politik, gerakan
kepercayaan, kegiatan
olahraga ekstrim, bahkan para
pembuat buku komik pun banyak bergerak secara
underground. Yaitu
mengerjakan sendiri segala
sesuatu yang diperjuangkan,
dari mulai ide awal, proses
pematangan menjadi sesuatu, hingga proses publikasi
hasilnya, dilakukan sendiri.
Banyak alasan untuk
melakukan hal ini. Salah satu
alasan utama, sulit diterima
masyarakat bila dilakukan secara terbuka.

Itulah yang terjadi pada
kultur musik metal. Pada awal
90-an, para pecinta thrash
metal/ death metal Indonesia
berusaha menawarkan demo
lagu mereka pada label label rekaman, namun karena
pihak label memandang musik
seperti itu sulit dijual, mereka
diminta merubah konsep
lagu/ aliran musiknya menjadi
lebih pelan & lirik lagu yang lebih umum agar mudah
diterima masyarakat dan
dijual. Tentu hal ini tidak
sesuai dengan idealisme para
metalheads. Akhirnya pilihan
jatuh pada gerakan underground. Sesama musisi
dari berbagai kota di
Indonesia saling menjalin
komunikasi, saling
mendukung, hingga akhirnya
komunitas metal undergroud di Indonesia tumbuh lebih
besar. Akhirnya banyak
bermunculan indie label di
berbagai kota yang siap
memproduksi dan
mengedarkan karya karya para metalheads Indonesia.

Pada musik metalcore, kultur
pop sangat jelas terlihat. Selain
pemanfaatan trend fashion
harajuku-gothic-punk yang
telah menjadi mainstream,
bisa kita simak, misalnya pada lagu milik Asking Alexandria
atau Black Veil Brides,
terdengar jelas nuansa pop-
ish, hingga penambahan unsur
trance music/groove dance,
yang semuanya itu ditujukan agar musik metalcore bisa
diterima oleh telinga para
pendengar musik pop. Akhir-
akhir ini setelah saya
menyimak berbagai forum
internet dan surfing di Youtube, saya telah
menemukan beberapa band
metalcore bahkan telah
memasukkan unsur unsur
musik pop r'n b gaya Rihanna
atau Justin Bieber kedalamnya. Bila di
umpamakan kedalam
makanan, maka musik jenis
ini adalah musik cepat saji
yang telah ditambah berbagai
bumbu penyedap yang gurih dan dipublikasikan dengan
jargon jargon gaul, trendi,
cool, gahar, gelap, brutal,
sekaligus funky.

Namun bukan berarti musisi
metal memusuhi major label
dan media besar. Musik metal
saat ini sudah lebih diterima di
sebagian kalangan di
masyarakat. Contohnya di kota Bandung, pemerintah
kota Bandung telah menjalin
kerjasama dengan komunitas
metal/ undergroud. Yang
terjadi adalah, para musisi
metal jenuh dengan anggapan masyarakat pada umumnya,
yang mengatakan bahwa
metal itu Avenged sevenfold,
metal itu metalcore, seperti
yang ditulis media media
besar , sehingga dengan penuh semangatnya seorang fans
berat Avenged Sevenfold
mengganggu fan page
facebook aliran pop/ rock
melayu , memposting status
yang merendahkan aliran lain dan menganggap band
idolanya yang paling hebat
dan paling metal. Atau
seorang fans metalcore
intense mempropagandakan
semangat anti band melodic punk lokal berbakat
PeeWeeGaskin, hanya karena
berbeda selera musik,
sedangkan komunitas melodic
punk sendiri tidak memiliki
masalah dengan musik bergenre lain, termasuk
metalcore. Padahal sudah
terbukti pada pemaparan saya
di atas, bahwa musik metal
yang sebenarnya bukan itu.
Telah terjadi pembelokan fakta demi popularitas. Major
label dan media besar telah
memberikan informasi yang
keliru, lebih ekstrim lagi ada
yang mengatakan, media
besar telah melakukan pembodohan masal.

Ada yang tidak terlalu peduli
tentang hal ini, mengatakan
bahwa tidak perlu
mempermasalahkan tentang
aliran musik, itu ada
benarnya. Tapi telah saya sampaikan pula di atas, bahwa
kitapun perlu menghormati
eksistensi kebudayaan yang
berbeda. Dalam hal ini,
komunitas metal
underground. Semua bisa bersama sama berkarya,
saling mendukung walaupun
berbeda genre, baik itu metal,
pop, dangdut, atau aliran lain,
tapi tetap menghargai
identitas kebudayaan yang berbeda. Ada yang terusik
ketika media terus gencar
mengeksploitasi kata
“METAL” dengan makna yang
keliru.

Kesimpulan tentang
metalcore, apakah bagian dari
metal atau bukan, apakah hal
seperti ini harus
dipertanyakan atau tidak,
akhirnya kembali pada diri sendiri. Sikap saling
menghargai, dan yang lebih
penting, semangat untuk
terus menghasilkan karya
yang lebih bagus dan lebih
orisinal, tentu patut dikembangkan, hingga genre
apapun yang dihasilkan, dia
akan menjadi besar, bisa dijual
media besar , diterima dengan
baik dimata masyarakat.
Bukan sebaliknya.

SUMBER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Laman

theremon666@gmail.com
DOWNLOAD:
VOLTURYON - Coordinated Mutilation (2011) genre:Death orgin:Sweden BENIGHTED - Asylum Cave (2011) genre:Death/Grind orgin:France IMPRECATORY - Mortal Intestines Decay [2005] Genre(s) : Brutal Death metal Origin : Indonesia (Bandung) Band: Outlander Origin : Indonesia (Pontianak,West Borneo) Genre(s) : Slamming Brutal Death DEAD SQUAD - Horor Vision (2009) Indonesia (Jakarta) Genre(s) : Tech. Brutal Death Morbid Angel - 1989 -Abominations of Desolation Morbid Angel - 1991 - Blessed Are The Sick Morbid Angel - (1990) Altars Of Madness Morbid Angel - 1993 - Covenant Morbid Angel - (1995) Domination Morbid Angel - (1996) Entangled in Chaos - (Live) Morbid Angel - (2000) Gateways To Annihilation Morbid Angel - (2002) Tyrants From The Abyss (Tribute to Morbid Angel) Morbid Angel - (2003) Heretic Morbid Angel - (2005) Ignominious - Part REMON INSIDE™ Brutal Music Reviews

Cari Blog Ini

REMON INSIDE™ :
free counters