Rabu, 27 April 2011

Siapa Bilang Konser Metal Biang Rusuh?

artikel lama ,kembali saya terbitkan,tanpa edit. .


Metalheads Bandung menunjukkan bahwa mereka bisa tetap aman dan terkendali selama Konser Musik Metal yang diklaim Terbesar di Indonesia.

Bandung, Minggu pagi 28 Maret 2010, pemandangan di luar �lapangan Saparua Bandung didominasi oleh orang-orang yang berpakaian hitam dan hijau. Para pecinta musik metal yang mayoritas memakai baju hitam masih duduk-duduk di luar Lapangan Saparua, untuk merokok, sarapan pagi, atau menunggu teman mereka yang belum datang. Sedangkan ratusan aparat berpakaian hijau sudah melakukan apel pagi untuk persiapan acara konser.

Konser hari itu diberi judul “Konser Musik Metal terbesar di Indonesia”, tadinya akan digelar di Stadion Siliwangi tetapi gara- gara masalah perizinan akhirnya konser dipindahkan ke Lapangan Saparua. “Konser ini disebut Konser Musik Metal terbesar di Indonesia karena band–band yang tampil merupakan band metal besar yang semuanya berasal dari Indonesia,” ujar Fajar salah satu panitia acara ini. Tak tanggung-tanggung 600 orang aparat gabungan diturunkan untuk mengamankan konser ini. “Setelah tragedi AACC perizinan untuk membuat acara seperti ini sulit, makanya acara ini diharapkan menjadi pembuktian bahwa musik keras tidak selalu mengundang kisruh,” tambah Fajar.

Di sebuah warung kopi dekak tiket box, dua orang polisi bercengkerama.

“Saya sebenarnya suka sama musik-musik seperti ini, mereka itu bagus ko!” kata salah satu polisi yang pangkatnya lebih tinggi dari polisi lainnya di warung kopi itu.�

“Padahal mereka mempunyai prestasi yang bagus lo pak, Burgerkill itu sudah sering main di luar negeri,” kata saya ikut dalam perbincangan.

”Betul itu pak, saya heran kenapa band-band keras seperti ini selalu mengundang kerusuhan,” ujar si polisi.�

“Bukan musiknya yang mengundang kerusuhan tapi penonton-penonton yang menenggak minuman keraslah yang membuat pertunukkan menjadi rusuh,” timpal salah seorang petugas keamanan yang ada di warung kopi itu.�

Kira-kira pukul sepuluh pagi, acara dimulai. Tanpa basa-basi MC pun mengundang band pertama yaitu Daemons Damn. Band pengusung musik metal yang dimotori oleh vokalis perempuan bernama Uzi yang memegang posisi growl dan scream, serta didukung personil lainnya; Abazz (drums), Dimas (gitar), Riky (bass) sukses menjadi penggebrak sebagai band pembuka konser ini. Double pedal yang menderu, riff-riff gitar yang berkecepatan tinggi dan meraung-raung dapat memicu adrenalin para penonton. Rupanya frontwoman band ini begitu enerjik dan atraktif hingga melakukan ggerakan memutar-mutar kepala dan growl yang menggelegar dan memancing penonton untuk berolahraga pagi dengan berpogo.�

Sebelum Forgotten naik panggung MC mengingatkan penonton yang baru datang untuk masuk dengan selamat dan pulang dengan selamat. Para personil Forgotten akhirnya naik panggung dengan intro membawakan lagu “Smoke On The Water” milik Deep Purple tanpa disertai sang vokalis. Ketika Addy Gembel sang vokalis datang penonton pun berteriak histeris. Rupanya vokalis Forgotten ini mempunyai daya tarik tesendiri bagi penonton. Lagu pertama �yang mereka bawakan diambil dari album pertama mereka Obsesi Mati. �Mereka memicu penonton untuk lebih liar melakukan aksi pogo. “Saparua adalah tempat yang bersejarah bagi kami, Saparua adalah tempat yang membesarkan kami, mohon jaga ketertibannya,” ujar Addy Gembel.�

Addy Gembel cs begitu apik membawakan hit Forgotten seperti “Perang Demi Setan” dan “Tiga Angka Enam” yang membuat massa yang datang kompak ber-sing along. Sebelum melanjutkan aksinya Addy Gembel
sedikit berorasi mengenai kota Bandung. “Katanya mau adi kota religius tapi malah berlomba- lomba membangun mall, emangnya kita mau beribadah di mall,” katanya.�

Di tiga lagu pamungkas Forgotten tampil tanpa jeda yaitu “Kegelapan itu Bernyawa,” “Serapah” yang ada di dalam kompilasi Panceg Dina Galur bersama band-band Ujung Berug lainnya dan ditutup oleh “Tuhan Telah Mati” yang berisi lengkingan dari perpaduan dua solo gitar secara bersamaan.�

Usai Forgotten, tanpa dikasih waktu untuk bernafas, penonton yang jumlahnya terus bertambah langsung disuguhi penampilan grup hardcore veteran yang sudah cukup lama tidak tampil, Savour of Filth. Namun Savour of Filth tidak dapat menandingi energi band sebelumnya sehingga
penonton hanya terdiam. Savour of Filth menutup penampilannya dengan membawakan lagu dari band hardcore lawas Sick of it All yang berjudul “Built to Last” dan lagu mereka sendiri, “Bersatu untuk Kalian Semua”

Usai Savor of Filith, Otong Koil akhirnya muncul dengan membagi-bagikan air mineral kepada penonton. Koil mampu memancing penonton memenuhi sisi kiri yang dipenuhi oleh lumpur. “Hidup Kembali” merupakan lagu pembuka dari Koil.�

� “Koil bukan band metal cuma kita ini sok-sok metal aja,” Otong berkelakar. Pada lagu ketiga “Aku Lupa Aku Luka” Otong maju ke depan panggung lalu membantingkan gitarnya lantas turun dari panggung sambil terus menerus membantingkan gitarnya ke lumpur hingga patah. Usai melakukan aksi tersebut Otong menjelaskan, “Itu merupakan contoh adegan petani sedang mencangkul sawah,” katanya.�

“Apa yang Kita Percaya” merupakan lagu berikutnya yang dibawakan Koil. Gitar yang sudah patah dicoba untuk disambung kembali sambil pura-pura dimainkan kembali oleh Otong. Dalam lagu “Kenyataan dalam Dunia Fantasi” Otong bernyanyi sambil berlenggak-lenggok centil. Koil menutup penampilannya dengan membawakan lagu baru yang berjudul “Rindu Anak Metal” sekilas lagu ini terdengar seperti menyindir lagu-lagu cinta yang banyak beredar dewasa ini.

Sekarang giliran Tcukimay yang menguasai panggung. Tcukimay adalah salah satu band Thrash Punk yang berasal dari kota bandung. Band yang digawangi Cuky cs ini seolah mengembalikan atmosfer panggung di Saparua tahun 90-an. Tcukimay mampu membuat penonton menggila sehingga water cannon pun disemburkan. Alhasil penonton berpogo sambil bermandikan lumpur ala Woodstock.

Dengan dandanan rambut mohawk dicat warna-warni plus berbagai aksesoris spike, Tcukimay membuat massa berpogo tanpa henti. Bahkan, aksi kejutan ditampilkan saat lagu “Anjing Tirani” turut dibawakan bersama Amenk dari Disinfected. Sebelum mengakhiri Cuky berkata “Ayo jalin terus persaudaraan, mau metal, mau punk rock, mau hardcore terserah, kita ini sama!”
Bulir-bulir air hujan mulai berjatuhan ketika Jasad akan tampil. Mereka memasang dua buah kujang – senjata pusaka sunda – dan miniatur kecapi di depan panggung. Vokalis Iman datang memakai pakaian batik Sunda dan memakai celana pangsi. Lagu pertama Iman memainkan sebuah alat musik tradisional Sunda yang hampir punah yang bernama tarawangsa – kini hanya tersisa 40 buah lagi di Cikalong -- �dan sebuah gitar yang hanya diletakkan di atas panggung. Aura mistis Sunda kuno pun terasa ketika Iman hanya berucap “Hutang getih [darah] dibayar getih, hutang nyawa dibayar nyawa,” sebuah filosofi Sunda kuno menurut penjelasan Iman. Lagu kedua pun langsung menggempur Lapangan Saparua. Musik Jasad terdengar seperti gaungan halilintar yang mengiringi hujan yang kian deras turun. Dengan memakai bahasa Sunda Iman berkata, “Tong era make batik, tong baju hideung wae nu dipake, da batik oge bisa dipake memetalan [jangan malu make batik, jangan baju item melulu yang dipake, batik juga bisa dipake buat acara metal.” Suara Iman kadang terdengar growl berat seperti singa namun bisa terdengar seperti desis ular. Lagu “Jemput Ajal” dan “Mulih Ka Jati Mulang Ka Asal” yang berisi distorsi gitar yang berat dan Double pedal yang bergemuruh membawa penonton ke dalam aura kegelapan.

Hujan yang kian deras tak mampu melemahkan semangat penonton untuk menyaksikan pertujukkan band selanjutnya yakni Godless Symptoms. Sang vokalis Barus bahkan rela berhujan-hujanan untuk menghibur para penggemarnya. Namun usahanya tak sia sia, penonton asik berpogo sambil sesekali nekat melakukan crowd surfing meskipun dilarang polisi dan larut dalam �sound yang dapat memicu adrenalin lewat band yang meroket oleh hit single “Kerajaan Ilusi.”�

Burgerkill didaulat sebagai penutup klimaksnya konser ini. Ribuan Begundal – fans Burgerkil l—yang sudah sedari siang menyesaki lapangan langsung memepet ke arah panggung. Usai membawakan satu lagu, panitia naik ke panggung. Semua langsung terdiam, ternyata informasi yang disampaikan adalah pintu tiket akan diloss dan semua yang hadir bersorak girang. Tiket yang tadinya dibatasi untuk alasan keamanan oleh pihak kepolisian sekarang malah dihargai gratis oleh panitia.
Harga tiket acara ini adalah Rp 25 ribu. Keputusan ini diambil karena banyaknya penonton yang tidak bisa masuk ke acara dan didukung keadaan aman selama acara ini berlangsung. Kira-kira tiga ribuan penonton akhirnya memadati lapangan Saparua.

Raut muka para personil Burgerkill terlihat bahagia dan terharu bahwa acara ini dipadati oleh ribuan manusia tetapi tetap aman dan terkendali. Akhirnya dengan penuh semangat mereka membawakan lagu-lagu hit mereka seperti “Penjara Batin”, “Under The Scarf” - lagu yang didedikasikan untuk alm. Ivan Scumbag, dan “Tiga Titik Hitam”. Sebelum lagu terakhir “Atur Aku", vokalis Vicky berkata dengan semangat, “Acara ini menandakan komunitas kita yang besar dan akan semakin besar!” SUMBER : Rollingstone indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Total Tayangan Laman

theremon666@gmail.com
DOWNLOAD:
VOLTURYON - Coordinated Mutilation (2011) genre:Death orgin:Sweden BENIGHTED - Asylum Cave (2011) genre:Death/Grind orgin:France IMPRECATORY - Mortal Intestines Decay [2005] Genre(s) : Brutal Death metal Origin : Indonesia (Bandung) Band: Outlander Origin : Indonesia (Pontianak,West Borneo) Genre(s) : Slamming Brutal Death DEAD SQUAD - Horor Vision (2009) Indonesia (Jakarta) Genre(s) : Tech. Brutal Death Morbid Angel - 1989 -Abominations of Desolation Morbid Angel - 1991 - Blessed Are The Sick Morbid Angel - (1990) Altars Of Madness Morbid Angel - 1993 - Covenant Morbid Angel - (1995) Domination Morbid Angel - (1996) Entangled in Chaos - (Live) Morbid Angel - (2000) Gateways To Annihilation Morbid Angel - (2002) Tyrants From The Abyss (Tribute to Morbid Angel) Morbid Angel - (2003) Heretic Morbid Angel - (2005) Ignominious - Part REMON INSIDE™ Brutal Music Reviews

Cari Blog Ini

REMON INSIDE™ :
free counters